KH Mustain Nasoha Khatamkan Fathul Mu’in, Tegaskan Pentingnya Fikih Kontekstual
Kamis, 15 Mei 2025 | 07:00 WIB
Sukoharjo, NU Online Jateng
KH Ahmad Muhamad Mustain Nasoha resmi menutup pengajian kitab Fathul Mu’in yang telah berlangsung selama empat tahun di Masjid Baiturrahmah Agung Sukoharjo, Senin malam (12/5/2025). Kajian ini menjadi salah satu bentuk penguatan tradisi keilmuan fiqih Syafi’iyah yang dikaitkan dengan isu-isu kontemporer, dan diakhiri dengan ijazah sanad serta pembacaan silsilah keilmuan.
Kitab Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin al-Malibari merupakan salah satu rujukan penting dalam mazhab Syafi’i dan menjadi kurikulum tetap di berbagai pesantren. Kajian ini dipimpin KH Mustain yang juga menjabat sebagai Pengurus Wilayah Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBH PWNU) Jawa Tengah serta pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin al-Mustainiyyah dan Darul Qur’an Surakarta.
Dalam penjelasannya, KH Mustain mengungkap bahwa dirinya mengaji kitab tersebut secara langsung di dua pesantren besar, yakni Lirboyo dan Fathul Ulum Kwagean, Kediri.
“Saya mengajar kitab ini selalu berusaha persis sebagaimana saya mengaji langsung dari para masyayikh di dua pesantren tersebut. Namun setiap penjelasan saya lengkapi dengan contoh-contoh kejadian nyata yang terjadi di tengah masyarakat saat ini,” ujarnya.
KH Mustain juga dikenal aktif mengaitkan materi fikih klasik dengan fenomena kontemporer. Ketika membahas bab jual beli, misalnya, ia mengaitkannya dengan hukum transaksi kripto. Dalam bab perubahan tubuh, ia mengulas persoalan operasi wajah atau face-off, serta dalam pembahasan nasab, ia menyisipkan penjelasan tentang hukum bayi tabung dan fertilisasi in vitro (IVF).
Ia juga dikenal luas sebagai penulis kitab Raudlul Badhi’, sebuah karya ushul fiqih empat mazhab. Dalam pengajiannya, ia menyampaikan berbagai pandangan mazhab sebagai bentuk kekayaan khazanah, namun tetap menekankan keutamaan mazhab Syafi’i dalam praktik kehidupan sehari-hari di Indonesia.
“Tujuan saya adalah agar jamaah tidak sempit dalam bermazhab, tidak fanatik buta, dan mampu memahami perbedaan sebagai kekayaan umat. Tapi saya tetap menekankan bahwa dalam konteks masyarakat Indonesia yang mayoritas bermadzhab Syafi’i, pendapat Syafi’iyyah hendaknya diutamakan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Menjelang akhir kajian, KH Mustain membacakan silsilah sanad Fathul Mu’in yang ia terima dari para masyayikh hingga bersambung kepada pengarang kitab. Ia kemudian memberikan ijazah sanad kepada seluruh jamaah yang hadir sebagai bentuk kesinambungan tradisi keilmuan Ahlussunnah wal Jamaah.
Acara khataman ini turut dihadiri jajaran ta’mir masjid, ustaz, guru ngaji dari berbagai kecamatan, serta dua sesepuh masjid, KH Khoirul Anwar dan KH Gufron.
Takmir masjid juga mengumumkan bahwa kajian rutin akan dilanjutkan dengan kitab Kanzur Rāghibīn karya Imam Jalaluddin al-Mahalli, yang merupakan syarah penting dalam fikih mazhab Syafi’i. Diharapkan pengajian ini dapat terus menyemai semangat keilmuan dan menjaga tradisi pesantren di tengah masyarakat.
Prof KH Toto Suharto, selaku Ketua Ta’mir Masjid sekaligus Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, turut memberikan apresiasi atas dedikasi KH Mustain.
“Kehadiran dan ketekunan KH Mustain dalam mengajar kitab kuning tidak hanya menghidupkan tradisi intelektual Islam di lingkungan masjid, tetapi juga menjadi penyejuk spiritual yang sangat dibutuhkan oleh umat di tengah tantangan zaman yang serba cepat dan dangkal,” tuturnya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan makan malam yang disediakan oleh pengurus masjid, menandai akhir dari sebuah perjalanan kajian yang penuh makna dan semangat kebersamaan.
Penulis: Manteb Riyanto
Terpopuler
1
Enam PAC ISNU Dilantik, ISNU Pekalongan Siap Jadi Garda Terdepan Moderasi dan Persatuan
2
ISNU dan BPIP Gelar Seminar Nasional, Bahas Aktualisasi Nilai Ketuhanan dan Moderasi Beragama
3
MI Tahassus Ma’arif NU Pedan Ukir Prestasi dan Teguhkan Komitmen Pendidikan Karakter
4
Rais Syuriyah PWNU Jateng dan FKDT Tegas Tolak Full Day School, Demi Eksistensi Madrasah Diniyah
5
Khutbah Jumat: Pentingnya Menjaga Shalat Lima Waktu
6
5,5 Juta Antrean Berangkat Haji, BP Haji Siapkan Langkah Audit Data Antrean
Terkini
Lihat Semua