Unsiq Wonosobo Lepas 660 Mahasiswa KPM: Diminta Ikut Atasi Kemiskinan, RTLH, dan Stunting
Sabtu, 26 Juli 2025 | 14:00 WIB

Pelepasan 660 mahasiswa Unsiq Wonosobo untuk mengikuti program Kuliah Pengabdian Masyarakat. (Foto: Muharno Zarka)
Wonosobo, NU Online Jateng
Universitas Sains Al-Qur'an (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo secara resmi melepas 660 mahasiswa untuk mengikuti program Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), Jumat (25/7/2025). Pelepasan berlangsung di Aula Al-A’la, Kampus I Unsiq Kalibeber, Kecamatan Mojotengah.
Para mahasiswa yang berasal dari 20 program studi jenjang sarjana (S1) ini akan diterjunkan langsung ke tengah masyarakat dan mengabdi di 50 desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Wonosobo. Kegiatan KPM ini akan berlangsung selama 40 hari, dari 25 Juli hingga 4 September 2025.
Ketua Lembaga Penelitian, Penerbitan, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Unsiq, Ahmad Khoiri, menyampaikan bahwa KPM tahun ini mengusung konsep Kampus Berdampak Berbasis Riset (KB-BR) yang telah memasuki angkatan ke-51.
“Sebanyak 660 mahasiswa ini tidak hanya melaksanakan pengabdian biasa, tapi membawa misi riset dan pemberdayaan berbasis data, serta berorientasi pada hasil yang konkret,” ungkap Khoiri.
Dalam pelaksanaannya, KPM Unsiq 2025 mengangkat beberapa tema utama yang disesuaikan dengan isu-isu strategis di Kabupaten Wonosobo, seperti penguatan literasi budaya masyarakat Islami, penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), melalui kolaborasi langsung dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah.
Pemberdayaan ekonomi kreatif dengan pendekatan kearifan lokal desa dan pengentasan kemiskinan ekstrem serta penanganan stunting dan perilaku hidup bersih, termasuk program Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan.
“Setiap kelompok KPM sudah memiliki program unggulan yang wajib dilaksanakan sesuai dengan pemetaan kebutuhan masyarakat di lokasi masing-masing. Jadi tidak sekadar tinggal di desa, tetapi benar-benar melakukan aksi nyata,” kata Khoiri.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan KPM, LP3M Unsiq menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga. Di antaranya, Bappeda Kabupaten Wonosobo, dalam penentuan lokasi KPM dan sinkronisasi program dengan agenda pembangunan daerah.
Disperakim Provinsi Jawa Tengah, khusus untuk program pendampingan RTLH dan pemukiman layak huni.
Kementerian Kebudayaan RI (Kemenbud), dalam penguatan literasi budaya dan pengenalan budaya masyarakat Islami di pedesaan.
“Mahasiswa nantinya juga akan menyampaikan berbagai edukasi keagamaan, menghidupkan masjid, menguatkan ukhuwah Islamiyah dan sosial, serta mendampingi warga dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari,” imbuh doktor lulusan Pendidikan Fisika itu.
Unsiq juga menargetkan agar seluruh rangkaian kegiatan KPM terdokumentasi dengan baik dan dapat dipublikasikan secara luas, baik melalui jurnal internal LP3M maupun melalui pemberitaan di media massa.
“Publikasi penting, bukan untuk pamer, tetapi untuk memastikan akuntabilitas sekaligus menginspirasi pihak lain. Ini juga akan menjadi portofolio akademik dan sosial mahasiswa,” terang Khoiri.
Kontributor: Muharno Zarka