Raudlatul Muhibbin Surakarta Resmikan Dua Cabang Baru, Cetak Mufassir dan Muhaddits Masa Depan
Senin, 28 Juli 2025 | 11:00 WIB
Surakarta, NU Online Jateng
Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin Surakarta meresmikan dua cabang baru pada Sabtu (26/7/2025) sebagai bagian dari perluasan dan penguatan visi pendidikan Islam. Setelah tiga tahun membuka program Takhassus Fiqih Perbandingan Mazhab, kini pondok pesantren tersebut mengembangkan fokus keilmuan pada bidang tafsir dan hadis.
Dua cabang baru tersebut masing-masing berada di Desa Tuban, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar untuk bidang Tafsir, dan Desa Gajahan, Kecamatan Colomadu, untuk bidang Hadis. Kehadiran keduanya bukan sekadar ekspansi geografis, namun sebagai upaya menjawab kebutuhan zaman dalam mencetak ulama spesialis yang mendalam dalam bidang keilmuan tertentu.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin, KH Ahmad Muhamad Mustain Nasoha menyampaikan bahwa pembukaan dua cabang ini lahir dari proses kontemplatif dan kesadaran akan pentingnya menghadirkan ulama yang mufassir dan muhaddits.
“Dunia hari ini tidak hanya membutuhkan ulama secara umum, tetapi juga ulama yang memiliki spesialisasi dan kedalaman dalam bidang-bidang keilmuan tertentu, serta mampu menjawab tantangan intelektual dan sosial umat Islam masa kini,” ungkapnya.
Cabang Tafsir difokuskan untuk mencetak mufassir ulul albab yang memahami teks Al-Qur’an dengan kedalaman dan ketajaman kontekstual. Kurikulum meliputi kitab-kitab klasik seperti Tafsir Jalalain, Al-Kasysaf, Rawā’iʿ al-Bayān, hingga Al-Futuhat Ar-Rabbaniyyah fi at-Tafsir. Para santri juga diharuskan menghafal Al-Qur’an dan Tafsir Jalalain.
Sementara cabang Hadis dirancang untuk memperkuat penguasaan hadis dan ilmu-ilmu musthalah. Kitab-kitab seperti Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Daud, hingga Musnad Ahmad menjadi rujukan utama. Ilmu-ilmu penunjang seperti Rijalul Hadits, Jarh wa Ta’dil, dan Nasikh Mansukh juga diajarkan secara sistematis.
Metode pembelajaran tetap menggunakan sistem khas pesantren seperti bandongan, halaqah, sorogan, dan tasmi’. Santri belajar dari pukul 06.00 pagi hingga 21.30 malam dengan kurikulum yang terstruktur dan intensif.
“Semoga dari tempat ini akan lahir para penafsir zaman dan pewaris hadis Rasulullah yang mampu membawa Islam ke tengah-tengah masyarakat dengan wajah yang ramah, toleran, dan memberi solusi atas problematika umat dan bangsa,” harap Kiai Mustain, yang juga menjabat sebagai Pengurus Wilayah Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum NU Jawa Tengah.
Ketua PCNU Kota Surakarta, KH Muhammad Mashuri yang turut hadir dalam peresmian menyampaikan apresiasi atas langkah strategis tersebut.
“Langkah berani membuka cabang khusus Tafsir dan Hadis adalah bentuk nyata perlawanan terhadap krisis keilmuan dan krisis ulama. Ini bukan hanya investasi dunia, tapi juga investasi akhirat,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa NU akan selalu mendukung inisiatif yang memperkuat keilmuan pesantren dan memperluas kebermanfaatan bagi umat.
Dengan diresmikannya dua cabang ini, Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin semakin meneguhkan posisinya sebagai pusat keilmuan Islam yang tidak hanya mencetak kader ulama, namun juga membentuk insan yang kokoh dalam tradisi, terbuka terhadap perubahan, dan siap berkhidmah untuk umat.