Rais NU Jateng: Pesantren Lirboyo Kediri Berkontribusi Siapkan Kader Syuriyah
Senin, 14 Maret 2022 | 07:00 WIB
Kediri, NU Online Jateng
Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur melalui para alumninya berkontribusi besar dalam turut serta mendinamisasi perkembangan Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Tengah, terutama dalam memperkuat jajaran syuriyah yang mengendalikan jalannya organisasi.
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama ( PWNU ) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan, 30 sampai 40 persen syuriyah NU di Jateng mulai dari level anak ranting, ranting, MWC, cabang, hingga PWNU Jateng diemban oleh kiai-kiai alumni Lirboyo Kediri
"Tentu peran dari para pengasuh dan guru-guru pesantren Lirboyo termasuk Madrasah Hidayatul Mubtadiin tidak kecil dalam membentuk karakter dan kejuangan mereka dalam berkhidmah kepada NU di Jateng," kata kiai Ubaid
Kiai Ubaid mengatakan hal itu dalam acara Haul dan Haflah akhirussanah Pesantren dan Madrasah Hidayatul Mubtadiin Lirboyo Kediri, di Aula muktamar komplek Pesantren Lirboyo, Sabtu (12/3) malam.
Dikatakan, alumni Pesantren Lirboyo ketika bermasyarakat di Jateng bersentuhan dengan alumni-alumni pesantren lain yang secara fisik berbeda guru dan kiai. Tetapi mereka secara alamiah ketemu dalam visi yang sama dan terpanggil untuk bersama-sama berkhidmah kepada masyarakat melalui NU.
"Terlebih setelah mereka mengikuti proses Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) bersama dengan santri dan kader lain yang beragama latar belakangnya," tuturnya.
Kenapa bisa demikian? lanjutnya, tak lain karena guru dan kiai-kiainya dari berbagai pesantren yang berbeda itu memiliki kesamaan visi dan jalur benang merah atau sanad keilmuan yang sama.
Ditambahkan, memang jika ditelusuri guru dan kiai-kiai pesantren Lirboyo dan pesantren-pesantren lainnya termasuk yang di Jawa Tengah bersumber dari jalur yang sama, yakni jalur ulama-ulama sebelumnya yang nyambung dengan visi kejuangan Pangeran Diponegoro, Wali Songo hingga sampai tabiit tabiin, tabiin, sahabat sampai Rasulullah SAW.
"Maka sangatlah wajar kalau para alumni berbagai pesantren di tanah air saat ini sangat bergairah dalam berkhidmah di NU karena memiliki kesamaan visi yang ditanamkan oleh guru-guru dan kiai-kiainya saat mondok atau nyantri beberapa tahun sebelumnya," terangnya.
Dikatakan, dulu para kiai mendirikan pesantren untuk menyiapkan santri sebagai kader bangsa, kemudian mendirikan NU dan bersama dengan elemen bangsa yang lain mendirikan NKRI.
"Spirit itu diwarisi para santri yang di kemudian hari melanjutkan jejak perjuangannya, tetap berkhidmah kepada masyarakat melalui NU dan mempertahankan NKRI," pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony