• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Regional

PWNU Jateng: Sejak Berdirinya, NU Diwarnai Keberagaman

PWNU Jateng: Sejak Berdirinya, NU Diwarnai Keberagaman
Ketua PWNU jateng KH Muzamil hadiri acara di Pesantren Hidayatullah Pringsurat, Temanggung (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)
Ketua PWNU jateng KH Muzamil hadiri acara di Pesantren Hidayatullah Pringsurat, Temanggung (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)

Temanggung, NU Online Jateng
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah HM Muzamil mengatakan, sejak awal berdirinya, NU diwarnai keragaman bukan keseragaman. Hal ini bukan tentang sosial kemasyarakatan namun juga tentang keagamaan.


"Dalam ilmu tauhid mengikuti Imam Abu Manshur Al-Maturidzi dan Iman Abu Hasan Al-Asy'ari. Dalam ilmu fiqih mengikuti salah satu imam madzhab empat yakni Imam Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam Syafi'i atau Imam Hambali. Dalam ilmu thariqah terdapat 40-an thariqah yang mu'tabar namun NU dapat bersatu," ujarnya.


Hal itu disampaikan Ketua PWNU Jateng dalam haflah akhir sanah Pesantren Hidayatulloh Pringsurat Temanggung, Sabtu pagi (12/3).


Menurutnya, NU dapat berkembang seperti saat ini karena meskipun beragam secara ijtimaiyah dan diniyah, namun ulama dan warga NU memiliki sikap tawazun, tawasuth, tasamuh, dan i’tidal dalam bidang kemasyarakatan, sehingga bisa hidup rukun, bersatu dan hidup damai diantara sesama umat.


“Awalnya anggota NU terdiri para habaib dan kiai serta santri-santrinya. Semuanya alumni pesantren, namun sekarang menjadi beragam, majemuk, namun selama prinsip kemasyarakatan NU dapat dijalankan, Insyaallah tetap hidup dan memberikan manfaat,” ucapnya.


Selain itu menurutnya, karena NU sering bermusyawarah, tidak mengambil kebijakan sepihak, dan tidak memaksakan kehendak, guna mencari solusi atas masalah yang terjadi. “Dengan musyawarah mufakat, bertambah barakah,” ungkapnya.


Pengasuh Pesantren Hidayatullah KH Syarif Hidayatullah Pringsurat Temanggung menjelaskan kegiatan haflah akhir sanah merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap bulah Sya'ban sebagai penutup segala aktivitas belajar mengajar santri.


"Setelah ini, santri diberi kebebasan untuk berlibur selama puasa hingga pertengahan idul fitri. Sebagian ada yang pulang dan yang lainnya memilih tetap di pondok untuk ngaji pasan," pungkasnya.


Pengirim: Insan Al-Huda
Editor: Samsul Huda


Regional Terbaru