Nasional

Langkah PBNU agar Pesantren Bebas dari Kasus Kekerasan 

Jumat, 6 September 2024 | 17:00 WIB

Langkah PBNU agar Pesantren Bebas dari Kasus Kekerasan 

(Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) segera menghadirkan langkah-langkah agar pondok pesantren bisa terbebas dari kekerasan. Dikutip dari artikel NU Online berjudul PBNU Siapkan Langkah Pencegahan Kekerasan di Pesantren

 

Hal itu dikatakan oleh Ketua PBNU, Alissa Wahid dalam Diskusi Terarah dan Konsolidasi Rencana Strategis Penanganan Kekerasan di lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta, pada Kamis (5/9/2024).


“Karena itu PBNU sekarang sedang menyiapkan langkah-langkah untuk bisa menghadirkan pesantren yang bebas dari kekerasan, apapun bentuk kekerasan itu. Kita harus mengakui bahwa akhir-akhir ini berita tentang kekerasan di pesantren itu makin banyak, baik dilakukan oleh pengasuh maupun oleh santri senior kepada santri junior bahkan antarsantri,” jelas Alissa.


Alissa Wahid menyampaikan bahwa PBNU tengah memikirkan faktor-faktor penyebab kekerasan yang terjadi di lingkungan pesantren, misalnya soal kesalahan pandangan pemahaman tentang tawadhu. Alissa juga memberikan contoh mengenai budaya senioritas yang menciptakan kesewenang-wenangan terhadap santri junior.


“Misalnya ketaatan kepada santri senior itu kemudian membuat santri seniornya menggunakan nilai-nilai itu, justru untuk melakukan kekerasan pada juniornya, nah hal-hal seperti itu yang kita sedang pikirkan,” paparnya.


Pada kesempatan tersebut, Alissa juga membahas persoalan kekerasan yang sering kali terjadi, termasuk kekerasan seksual di lingkungan pesantren dan menjadi persoalan yang bukan hanya penting, tetapi genting.


“Betapa persoalan kekerasan sangat tren termasuk kekerasan seksual di pesantren bukan hanya penting tetapi genting,” ujarnya.


Sebagai informasi, agenda diskusi ini diselenggarakan oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) bekerja sama dengan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU.


Acara ini juga turut dihadiri oleh A'wan PBNU Nyai Hj Badriyah Fayumi, Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev, serta perwakilan dari beberapa badan otonom dan lembaga lainnya yakni Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN), Fatayat NU, Lembaga Bahtsul Masail (LBM), Muslimat NU, dan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU).