Ahmad Niam Syukri
Penulis
Seorang pengail kepiting sawah (yuyu - Bahasa Jawa) ini memiliki pengalaman yang sangat unik tentang perilaku kepiting-kepiting yang telah ditangkap. Para pemburu kepiting itu seringnya membawa pulang hasil buruannya dalam jumlah yang sangat banyak.
Ketika kepiting-kepiting telah ditangkap, biasanya sebelum dimasak terlebih dahulu didiamkan di sebuah ember tanpa diikat, dan biasanya pula kepiting-kepiting itu ingin melepaskan diri dengan cara merangkak menaiki ember. Anehnya, kepiting yang sudah naik ke bibir ember ditarik (digondeli) oleh kepiting yang ada di bawahnya lalu jatuh bersamanya.
Baca Juga
Jangan Katakan Doaku Tidak Dikabulkan
Kebiasaan jelek sekawanan kepiting yang menarik temannya hingga sengsara merupakan kebiasaan yang tidak patut ditiru, mengapa?, karena pada hakekatnya manusia hidup itu diperintahkan untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan bukannya menyeret satu sama lainnya dalam kesengsaraan (dosa).
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah Ayat 2:
وَتَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡبِرِّ وَالتَّقۡوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡاِثۡمِ وَالۡعُدۡوَانِ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعِقَابِ
Artinya:
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya. (QS Al-Maidah : 2)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
Terpopuler
1
Insentif Guru Agama Tahun Depan di Jateng Bakal Naik jadi Rp300 M
2
KH Thoifur Mawardi Dimakamkan, Ilmu dan Keteladanannya Tetap Hidup
3
RMI PWNU Jawa Tengah Gelar Sambang Pesantren di Temanggung, Bahas Digitalisasi dan Eksistensi Pesantren
4
Rutinan PRNU Kwarasan di Klaten, Warga Kompak Jaga Tradisi dan Geliat Nahdliyin
5
Pesantren Raudlatul Muhibbin Surakarta Hidupkan Kajian Kitab Tasawuf Klasik
6
Wisuda Ke-49 Unsiq Jateng, Dari 1.045 Lulusan, 668 Mahasiswa Lulus Cumlaude
Terkini
Lihat Semua