Ketika ada orang menyalakan api unggun (bedihan - bahasa jawa), maka anai-anai akan berdatangan dan banyak yang berjatuhan ke dalam bedihan itu lalu mati terpanggang. Ketika anai-anai dihalau agar tidak terjatuh ke dalam bedihan, masih saja ada yang datang dan berjatuhan.
Rasulullah SAW mengumpamakan bahwa sikapnya terhadap umatnya adalah ibarat menghalau anai-anai agar tidak mendekati api dan terjatuh ke panggangan.
Sikap Rasulullah SAW yang selalu membimbing umatnya agar memperoleh kebahagian dunia dan akhirat serta menyelamatkannya dari kebinasaan adalah merupakan kasih sayangnya. Tapi tetap saja ada orang-orang jahil yang tetap mendekati api lalu terjerumus ke dalamnya.
Hadits nabi: Dari Abu Hirairah Ra berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَثَلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهَا جَعَلَ الْفَرَاشُ وَهَذِهِ الدَّوَابُّ الَّتِي فِي النَّارِ يَقَعْنَ فِيهَا وَجَعَلَ يَحْجُزُهُنَّ وَيَغْلِبْنَهُ فَيَتَقَحَّمْنَ فِيهَا. قَالَ: فَذَلِكُمْ مَثَلِي وَمَثَلُكُمْ أَنَا آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ عَنِّ النَّارِ؛ هَلُمَّ عَنْ النَّارِ! هَلُمَّ عَنِ النَّارِ! فَتَغْلِبُونِي تَقَحَّمُونَ فِيهَا
Artinya :
Permisalan diriku adalah seperti orang yang menyalakan api. Ketika api telah menyinari apa yang ada di sekelilingnya, berdatanganlah anai-anai dan hewan-hewan yang berjatuhan ke dalamnya. Sementara itu, orang ini terus berusaha menghalangi mereka dari api, namun serangga-serangga itu mengabaikannya hingga berjatuhan ke dalamnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Itulah permisalan diriku dan diri kalian (umatku). Aku menarik ikat-ikat pinggang kalian untuk menyelamatkan dari neraka (seraya berseru), ‘Jauhilah neraka! Jauhilah neraka!’ Namun, kalian (kebanyakan umatku) tidak menghiraukanku dan menerjang berjatuhan ke dalamnya.” (HR Muslim)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng
