• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 4 Mei 2024

Taushiyah

Cerita Lucu yang Diulang-ulang Membosankan

Cerita Lucu yang Diulang-ulang Membosankan
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Sore sebelum acara pengajian dimulai, ada seorang perempuan yang notabene (anggota) jamaah pengajian datang lebih awal dengan maksud ingin menemui kiainya guna curhat dan menyampaikan keluhan hidup yang dialami. Setelah diberikan nasehat, perempuan itu pamitan lalu mengikuti pengajian. 

   
Esok harinya perempuan itu datang lagi menemui kiai dengan curhatan dan keluhan yang sama seperti hari kemarin, dan itu diulang lagi hingga hari ketiga sebelum pengajian dimulai.

   
Dalam pengajian hari keempat, sang kiai menceritakan kisah Abu Nawas yang kocak dan lucu, para jamaah pun tertawa terpingkal-pingkal. Hari kelima sang kiai menceritakan ulang kisah Abu Nawas persis seperti cerita kemarin, tapi para jamaah tidak tertawa lepas. 


Hari keenam sang kiai kembali menceritakan kisah Abu Nawas seperti cerita yang sebelumnya, sungguh kali ini para jamaah tampak dingin dan nyaris tidak ada yang tertawa, bahkan mereka terlihat bosan mendengarnya.

   
Ketika jamaah tidak ada yang tertawa dan terkesan bosan mendengar cerita yang diulang-ulang, sang kiai lalu menimpali "coba perhatikan! Kalau cerita lucu saja disampaikan secara berulang-ulang akan memuakkan dan membosankan, apalagi persoalan sedih (keluhan hidup) yang disampaikan secara berulang-ulang tentu lebih membosankan". 

   
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah tersebut adalah; kesulitan jangan dikeluhkesahkan secara berulang-ulang, tapi carilah jalan keluar untuk menyelesaikan. 

   
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh, ketika ditimpakan musibah sukanya berkeluh kesah dan ketika dilapangkan rezekinya lalu kikir atas hartanya. Allah berfirman dalam A- Qur'an Surat Al-Ma'arij ayat 19 - 21:

اِنَّ الۡاِنۡسَانَ خُلِقَ هَلُوۡعًا ۙ‏*
اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوۡعًا*
وَاِذَا مَسَّهُ الۡخَيۡرُ مَنُوۡعًا*

Artinya:
   (19) Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.
   (20) Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah,
   (21) dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir
(QS Al-Ma'arij : 19 - 21)


Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri


Taushiyah Terbaru