• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 14 Mei 2024

Taushiyah

Bukan Sekadar Menahan Lapar dan Haus

Bukan Sekadar Menahan Lapar dan Haus
foto: ilustrasi
foto: ilustrasi

Hakekat puasa bukan sekedar menahan lapar dari makan dan menahan haus dari minum, akan tetapi meninggalkan rafats (perilaku keji, pornografi, dan omongan jorok yang melahirkan rangsangan sahwat) dan juga menghindari laghwun (omong kosong, ujaran kebencian, dan pembicaraan yang mengarah kepada permusuhan).


Hadits nabi Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ


Artinya :

Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rafats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa. (HR Ibnu Majah dan Hakim) 


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, rafats dan laghwun sering menghiasi media sosial dan secara langsung atau tidak langsung sering pula mengajak orang lain (pengguna medsos) untuk ikut terlibat dan melakukannya. 


Di bulan Ramadhan ini, sebisa mungkin menghindari untuk terlibat dan ikut-ikutan melakukan rafats dan laghwun yang selalu berseliweran di media sosial agar hakekat puasa dapat dicapai.



KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng



Taushiyah Terbaru