• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 24 April 2024

Regional

Teliti Metode Dakwah KH Bisri Mustofa, Dosen Unsiq Wonosobo Samsul Munir Raih Doktor 

Teliti Metode Dakwah KH Bisri Mustofa, Dosen Unsiq Wonosobo Samsul Munir Raih Doktor 
Samsul Munir (empat dari kiri) raih gelar doktor di UIN Walisongo Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)
Samsul Munir (empat dari kiri) raih gelar doktor di UIN Walisongo Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)

Semarang, NU Online Jateng 
Dosen Universitas Sains Ilmu Al-Qur’an (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo Samsul Munir Amin meraih gelar doktor setelah dalam ujian terbuka berhasil mempertahankan disertasinya berjudul 'Metode Dakwah KH Bisri Mustofa' di depan dewan penguji di auditorium Pascasarjana UIN Walisongo Semarang Jalan Walisongo, Jrakah, Rabu (2/2).


Ujian terbuka dipimpin Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Prof KH Imam Taufiq, sedang anggota tim penguji meliputi H Nasihun Amin, Prof Dr KH Fatah Syukur, H Muhammad Sulthon, Prof KH Nur Syam (penguji eksternal), H Awaluddin Pimay, H Najahan Musyafak, dan Agus Riyadi.


Di hadapan dewan penguji, Samsul Munir yang kini menjabat Kepala Lembaga Kajian Islam Nusantara dan Ahussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah (LKINA) Unsiq Wonosobo mengatakan, KH Bisri Mustofa (1915-1977 M) adalah kakek KH Yahya Cholil Staquf Ketua umum PBNU.


"Kiai Bisri adalah salah seorang tokoh dakwah dari Rembang yang memiliki kelebihan dalam berdakwah, temuan penelitian kami praktik dakwahnya menggunakan berbagai macam metode," kata Samsul yang ditetapkan sebagai doktor ilmu dakwah.


Dikatakan, berbagai metode yang digunakan Kiai Bisri yakni mulai dari metode dakwah bil-lisan (ceramah), metode dakwah bilqalam (tulisan) dengan menulis buku-buku atau kitab-kitab hingga metode dakwah bilhal (dengan amal nyata)," kata Samsul.


"Kiai Bisri dalam berdakwah juga menggunakan metode dakwah bimbingan konseling, metode dakwah melalui organisasi, bahkan metode pemberdayaan ekonomi, dan metode dakwah politik," ucapnya.


Disampaikan, Kiai Bisri menulis kitab yang fenomenal, yakni Tafsir Al-Ibriz li Ma’rifati Tafsir Al-Quran al-‘Aziz, tafsir dalam Bahasa Jawa yang mula-mula ditulis dengan menggunakan huruf Arab dengan Bahasa Jawa yang dikenal dengan huruf Arab Pegon. 


Temuan penting penelitian ini lanjutnya, KH Bisri Mustofa menggunakan Multi-Metode Dakwah, yaitu menggunakan berbagai macam metode untuk aktivitas dakwahnya. Metode ini masih relevan untuk diimplementasikan di tengah berlangsungnya perubahan sosial seiring dengan berkembangnya sistem informasi teknologi global. 


"Dakwa billisan sebagaimana yang dilakukan oleh Kiai Bisri menjadi sangat penting di zaman sekarang dengan konteks budaya maupun substansi materi kekinian. Relevansinya pada tataran dakwah dengan tulisan juga menjadi strategis dengan melalui sistem informasi digital atau industri 4.0. Dakwah dengan aksi nyata (Bilhal) menjadi sarana strategis dalam upaya mendorong nilai-nilai agama agar dapat mewarnai terhadap kebijakan negara," katanya.


Oleh karena itu baik metode dakwah dengan lisan, tulisan, dan dengan aksi nyata sebagimana konsep pemikiran dakwah KH Bisri Mustofa masih relevan di era sekarang.


Rektor UIN Walisongo Prof KH Imam Taufiq dalam pidatonya mengatakan, Samsul merupakan doktor ke-223 yang diluluskan UIN Walisongo dengan predikat cumlaude. Disertasinya membuktikan metode dakwah KH Bisri Mustofa sangat relevan diaplikasikan dalam masyarakat Indonesia yang pluralis. 


"KH Bisri Mustofa menggunakan multi metode dalam dakwah. Maka hendaknya para dai bisa meneladani metode dakwah yang diterapkan oleh KH Bisri Mustofa. Dakwah yang humanis dan rahmatan lil alamin," pungkasnya.


Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru