• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 16 Mei 2024

Regional

PWNU Jateng: Pembagian Ilmu Agama dan Umum Tidak Relevan

PWNU Jateng: Pembagian Ilmu Agama dan Umum Tidak Relevan
Kegiatan diskusi pendidikan yang dihelat PWNU jateng di Ungaran, Kabupaten Semarang (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)
Kegiatan diskusi pendidikan yang dihelat PWNU jateng di Ungaran, Kabupaten Semarang (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)

Semarang, NU Online Jateng
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng HM Muzamil mengatakan, sebenarnya pembagian antara ilmu agama dan ilmu umum tidak memiliki dasar yang kuat.


"Karena dalam literatur keislaman kebanyakan dijumpai adanya ilmu batin dan ilmu dhahir. Ada ilmu-ilmu yang sifatnya fardhu ain dan fardlu kifayah," terangnya.


Hal itu disampaikan dalam diskusi 'Peningkatan Mutu Pendidikan' di Gedung Balai Bahasa Ungaran, Kabupaten Semarang yang diselenggarakan PWNU Jateng, Jumat (10/2/2023).


Menurutnya, ilmu yang hukumnya fardhu ain untuk dipelajari seperti ilmu untuk menjalankan ibadah. Sedangkan ilmu yang hukumnya fardhu kifayah untuk dipelajari seperti ilmu ekonomi, ilmu kesehatan, ilmu pertanian, ilmu teknik, dan sebagainya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.


"Pada satuan pendidikan dalam sistem pendidikan Nasional, ke semua itu memang telah diakomodasi. Namun karena adanya dua kementerian yang berbeda yang menangani pendidikan, maka seolah terdapat dikotomi antara pendidikan agama dan pendidikan umum," ucapnya.


Staf Pengajar Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Muhammad Hafid menjelaskan, disebut bermutu jika pendidikan yang dikelola dapat sesuai dengan standar pendidikan yang ditetapkan.


"Mutu pendidikan adalah tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pendidikan dengan standar nasional pendidikan," ungkapnya.


Menurutnya, standar pendidikan ini baru merupakan standar minimal. Kalau ditetapkan standar ideal maka tentu daerah-daerah tertentu akan ketinggalan. Maka, perlu ada penjaminan mutu internal dan sistem penjaminan mutu eksternal seperti akreditasi," paparnya.


Ketua LP Ma'arif NU Jateng Andi R Irawan menyampaikan, selama empat tahun ini kami diberikan tugas penataan dan peningkatan mutu kependidikan. "Kami membangun sistem untuk tumbuhnya peningkatan mutu dan memberikan pelayanan," terangnya.


Pada masa khidmat 2018-2023, terdapat 3.935 sekolah madrasah yang bergabung dengan LP Ma'arif NU Jateng, yang terdata pada sistem informasi manajemen NU atau SIMNU. "Kami memiliki tim pengembangan sekolah madrasah untuk pencapaian mutu pendidikan," tambahnya.


Ketua LAZISNU Jateng H Muhammad Mahsun menyampaikan perlunya sinergi segenap komponen Nahdliyin agar kependidikan di lingkungan NU dapat mencapai target yang ditetapkan. "Potensi Zakat Infaq dan Sedekah (ZIS) di Jateng sekitar Rp14 triliun. Kami baru mencapai 300 miliar per tahun. Ini dapat disalurka untuk pendidikan," ungkapnya.


Menurutnya, jika ada jaringan pemungut ZIS di satuan pendidikan maka hasilnya akan bisa dilakukan lebih lanjut. "Maka sinergitas antarkomponen menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan khususnya dalam penggalangan dana melalui ZIS untuk biaya pendidikan," pungkasnya.


Pengirim: Insan Al-Huda


Regional Terbaru