Regional

NU Miliki Peran Signifikan dalam Kembangkan Wawasan Keagamaan dan Kebangsaan

Ahad, 19 Desember 2021 | 21:00 WIB

NU Miliki Peran Signifikan dalam Kembangkan Wawasan Keagamaan dan Kebangsaan

Kegiatan Turba PCNU Boyolali (Dok. Ajie/ NU Online Jateng)

Boyolali, NU Online Jateng

Nahdlatul Ulama (NU) yang hampir berusia satu abad, memiliki peran penting bagi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sepanjang sejarahnya, NU turut serta dalam perjuangan kemerdekaan, merumuskan berdirinya negara dan hingga saat ini juga turut mewarnai laju negara.


Semua itu bertujuan untuk mengawal jalannya agama dan tegaknya berdirinya negara. Demikian disampaikan Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Boyolali, KH Achmad Harir dalam rangkaian agenda penguatan organisasi dan ideologi Aswaja An-Nahdliyah.


"Kiprah NU yang sangat penting ini, mengantarkannya menjadi salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Jumlah warga NU yang besar, seringkali menjadi daya tarik tersendiri dalam segala aspek," kata Kiai Harir, pada acara Turba PCNU Boyolali di MWCNU Banyudono, belum lama ini (12/12).


Dicontohkan dia, dalam bidang politik, NU seringkali menjadi satu organisasi penentu. Demikian juga dalam bidang sosial, budaya, pendidikan dan lainnya. Oleh karena itu, NU mempunyai peran yang signifikan dalam mengembangkan wawasan keagamaan dan kebangsaan. Sayangnya, hal ini belum begitu banyak disadari oleh sebagian besar warga NU di pedesaan.


Pada saat yang sama, Islam dan negara Indonesia secara umum mendapat tantangan yang cukup berat baik dari dalam, maupun dari luar. Dalam segi keislaman, tantangan dari kelompok paham ekstrim kiri yang diusung dari Barat, seperti liberalisme, sekulerisme, apatisme, hedonisme, egoisme, dan lainnya menjadi hal yang harus disikapi.


Sementara dari kelompok kanan yang dipengaruhi oleh budaya negara lain, seperti paham-paham wahabisme dengan budaya takfiri, membid’ahkan kelompok yang berseberangan dengan mereka, juga menjadi satu hal yang perlu diantisipasi.


"Beragam tantangan tersebut tentu saja saling terkait antara kepentingan agama dan juga kepentingan keutuhan bangsa dan negara," jelasnya.



Tiga Aspek


Sementara itu, dalam acara yang sama, Katib Syuriah PCNU Boyolali KH Joko Parwoto memberikan penguatan dalam bidang paham aswaja an-Nahdliyah. Hal ini meliputi tentang tiga aspek penting dalam NU, yakni fikrah, ubudiyah, dan harakah NU.


Disampaikan Kiai Joko, sejauh ini, banyak warga NU yang baru sebatas pengamalan dalam bidang ubudiyah, namun fikrah dan harakahnya masih jauh dari paham aswaja an-Nahdliyah. "Fakta ini menjadikan sejumlah warga NU terombang-ambing oleh arus modernisasi yang semakin kompleks," ungkap Pengasuh Pesantren I'jazul Qur'an Sawit Boyolali itu.


Selain problem di atas, warga NU juga perlu melakukan pembenahan dan penguatan dalam gerak organisasi. Dalam hal ini diulas oleh Wakil Syuriah PCNU Boyolali, KH. Jamal Yazid. Dijelaskan Kiai Jamal, agar gerak orgasnisasi NU dapat berjalan dan terus maju, paham aswaja harus disebarluaskan dengan kemasan yang sesuai konteks zamannya.


Hal ini penting dilakukan dalam rangka mengantisipasi kemunculan aktivitas dakwah dengan keilmuan dangkal, namun karena kemasannya menarik justru itu banyak digemari saat ini. Oleh karena itu, pengurus NU harus tampil memberikan pencerahan kepada masyarakat.


Ketua Lakpesdam NU Boyolali, Muslich Nurudin, kepada NU Online Jateng, Ahad (19/12) menjelaskan agenda Turba dengan bentuk penguatan keorganisasian dan ideologi Aswaja an-Nahdliyah oleh PCNU ini Kegiatan ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan dengan berkeliling ke 21 Majelis Wakil Cabang (MWC) di Kabupaten Boyolali.


“Ini menjadi semacam media untuk mengisi kembali semangat para pengurus NU agar lebih baik ke depannya. Dengan begitu, harapannya semoga semua pengurus dan warga NU di Kabupaten Boyolali, semakin baik dalam semua aspeknya," kata Muslich.


Penulis: Ajie Najmuddin

Editor: M Ngisom Al Barony