Ning Nawal Yasin Bentuk Satgas Anti-Bullying di Pesantren, Ciptakan Lingkungan Aman bagi Santri
Kamis, 20 Maret 2025 | 11:00 WIB
Semarang, NU Online Jateng -
Hj. Nawal Arafah Yasin, Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah sekaligus istri Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, meluncurkan inisiatif baru dalam mencegah perundungan di lingkungan pesantren. Melalui program Pesantren Ramah Perempuan dan Anak, Ning Nawal membentuk Satgas Anti-Bullying di dua pondok pesantren di Rembang, yaitu Ponpes Al-Anwar dan Ponpes Alhamdulillah.
"Kami di Jawa Tengah melatih santri menjadi Satgas Anti-Bullying yang nantinya akan menjadi penguat dan konselor teman sebaya di kalangan santri," ujar Ning Nawal saat menjadi pembicara dalam Tadarus Ramadhan ke-14 yang diselenggarakan oleh Ansor University Jawa Timur secara daring, Selasa (18/03/2025).
Program ini didukung oleh Unicef dan telah berjalan selama tiga tahun terakhir. Sebagai bentuk keseriusan, telah disusun buku panduan yang digunakan dalam implementasi program di pesantren. Dua pesantren di Rembang menjadi proyek percontohan yang diharapkan dapat menjadi model bagi pesantren lainnya di Jawa Tengah.
Dalam pemaparannya, Ning Nawal menjelaskan tiga komponen utama dalam mewujudkan Pesantren Ramah Perempuan dan Anak:
1. Lingkungan Fisik yang Aman
Menurutnya, keamanan fisik di lingkungan pesantren sangat penting. Beberapa upaya yang dilakukan mencakup tata letak ruang yang terstruktur, penerangan yang memadai, pemasangan CCTV, serta fasilitas khusus bagi santri perempuan dan anak. Kebersihan lingkungan juga menjadi perhatian utama.
"Kalau masih ada sampah yang membuat lingkungan tidak sehat, maka belum bisa dikatakan ramah perempuan dan anak," tegas Ning Nawal.
2. Budaya Pesantren Inklusif dan Menghargai Kesetaraan
Budaya pesantren harus mendorong penghargaan terhadap hak dan pendapat tanpa memandang usia atau gender. Pesantren diharapkan memberikan kesempatan yang setara dalam pengembangan bakat dan kegiatan ekstrakurikuler bagi santri perempuan.
"Pesantren harus memastikan perempuan dan anak tidak terpinggirkan dalam kegiatan tertentu. Mereka berhak mengembangkan bakat sesuai minatnya," jelas Ning Nawal.
3. Peran dan Dukungan Keluarga serta Komunitas
Keterlibatan orang tua dan komunitas sangat penting dalam mendukung terciptanya lingkungan yang aman bagi santri. Pesantren diharapkan mengadakan musyawarah rutin dengan wali santri dan menyediakan platform komunikasi, seperti kotak saran atau aplikasi daring.
"Kami melibatkan psikolog dalam proses konseling untuk memastikan setiap kasus bullying ditangani secara profesional," tambahnya.
Acara Tadarus Ramadhan tersebut juga dihadiri Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa’ Safril dan Ketua Ansor University Jawa Timur Abdulloh Hamid.
Inisiatif Ning Nawal sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menangani perundungan di pesantren. Dengan adanya Satgas Anti-Bullying, diharapkan lingkungan pesantren menjadi tempat yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang santri secara optimal.
Terpopuler
1
Inilah Lokasi Sholat Idul Adha Jumat 6 Juni 2025 Wilayah Semarang Jawa Tengah yang Dilansir LD PCNU Kota Semarang
2
Gandeng Ulama, Juleha Demak Gencarkan Edukasi Kurban Sesuai Syariat
3
Gus Ipul Letakkan Batu Pertama RSNU Yasyfina Wonosobo: Rumah Sakit Ini Milik NU, tapi untuk Semua
4
Amalan Gus Baha di Hari Arafah
5
3 Amalan di Hari Tasyrik
6
Khutbah Idul Adha: Meneladani Kunci Kesuksesan Nabi Ibrahim
Terkini
Lihat Semua