Regional

Kopri PMII Demak Bangun Kesadaran untuk Masa Depan Tanpa Kekerasan terhadap Perempuan

Selasa, 3 Desember 2024 | 10:00 WIB

Kopri PMII Demak Bangun Kesadaran untuk Masa Depan Tanpa Kekerasan terhadap Perempuan

Foto kegiatan diskusi bersama Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Pengurus Cabang (PC) Demak. (Dok. Istimewa)

Demak, NU Online Jateng

Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Pengurus Cabang (PC) Demak dimeriahkan dengan diskusi bersama bertema “Pemberdayaan Perempuan untuk Menghentikan Kekerasan: Peran Organisasi dan Individu”, pada Senin (2/12/2024). 


Kegiatan yang bertempat di Sekretariat Kopri, Jogoloyo, Wonosalam ini diwarnai kampanye anti kekerasan yang bertujuan membangun kesadaran dan solidaritas untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan.


Pada kesempatan itu, Ketua Kopri PMII Demak Zahrotun Nisa menegaskan pentingnya pemberdayaan perempuan. Tidak hanya pada aspek individu saja, melainkan juga lingkungan sosial dan organisasi. 


“Kami menyadari bahwa pemberdayaan perempuan harus menciptakan lingkungan yang mendukung mereka bebas dari kekerasan,” ujarnya. 


Lebih lanjut, Nisa juga menekankan pentingnya peran perempuan dalam organisasi untuk membangun budaya yang mencegah kekerasan dan memperkuat edukasi terkait hal tersebut.


“Peran individu sangat penting dalam membangun keberanian, solidaritas, dan kesadaran bahwa setiap suara perempuan bisa menjadi alat perubahan,” tambahnya.


Dalam diskusi tersebut, Zahrotun Nisa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam upaya menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Demak.


“Masa depan yang setara adalah tanggung jawab kita bersama. Kekerasan bukan bagian dari cinta, dan kampanye ini bertujuan memutus siklus kekerasan,” tegasnya.


Sementara itu, Ika Mawarni selaku pemateri diskusi menyoroti bahwa kekerasan terhadap perempuan mencakup berbagai aspek, mulai dari fisik, psikis, sosial, hingga budaya. Ia menambahkan, melalui kesadaran kolektif dan semangat solidaritas, masyarakat diharapkan mampu menciptakan dunia yang lebih aman dan setara bagi perempuan.


“Data menunjukkan perempuan masih menjadi korban di berbagai ranah. Diskusi ini diharapkan membangun kesadaran kolektif dan mencari solusi nyata. Mari jadikan forum ini sebagai langkah kecil untuk menuju perubahan yang lebih baik,” katanya. 


Menurut data Kementerian PPPA, kekerasan terhadap perempuan usia 15-64 tahun menurun dari 9,4 persen pada 2016 menjadi 6,6 persen di 2024. Penurunan serupa juga terlihat pada kekerasan terhadap anak-anak. Meski demikian, masih banyak korban yang enggan bersuara.


Menanggapi hal tersebut, Ketua Solidaritas Perempuan Demak, Gayatri Rajapatni mengapresiasi adanya kegiatan diskusi yang digelar Kopri PC Demak itu. 


“16 HAKTP adalah kampanye global yang harus didukung. Kegiatan Kopri PMII Demak ini menjadi inspirasi bagi perempuan untuk berani memutus rantai kekerasan dan berani bersuara,” tuturnya.


Diskusi tersebut diikuti oleh kader Kopri PC PMII Demak dari berbagai komisariat dan rayon, dengan harapan menciptakan perubahan nyata dan mendorong pemberdayaan perempuan di Kabupaten Demak.