Ketua MWCNU Pagerbarang Tegal: Lima Bekal Jadi NU Sesungguhnya
Ahad, 22 Agustus 2021 | 07:00 WIB
Tahmid
Kontributor
Tegal, NU Online Jateng
Ketua Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal Kiai Abdul Ghoni Al-Khafidz menyampaikan bekal kepada warga NU agar warga NU bisa menjadi warga yang kaffah (sempurna).
"Warga NU yang sebenarnya tidak akan mencampuradukkan antara ajaran NU dengan ajaran serta faham lainnya," terangnya.
Hal itu disampaikan pada ceramahnya saat acara Lailatul Ijtima dan Welasan ranting NU Desa Kedungwungu, Kecamatan Jatinegara, Kamis (19/8) malam.
Dikatakan, warga NU harus tetap berpegangan pada dawuh-dawuh ulama NU, harapnya agar tidak menjadi warga yang mudah terombang-ambing di tengah banjirnya informasi. "Sebab banyak warga lebih percaya terhadap informasi di media sosial, dibandingkan percaya kepada ulama yang membimbing dan mendidik mereka selama puluhan tahun," ucapnya.
Oleh sebab itu lanjutnya, Nahdliyin harus berpedoman pada lima bekal pengetahuan yang pernah disampaikan Rais Aam PBNU periode 1980-1984 KH Ali Maksum.
"Bekal pertama, tahu tentang ilmunya NU (Ilmul Ulama). Orang NU harus tahu tujuan didirikannya NU. NU didirikan karena memiliki tiga tanggung jawab. Pertama tanggung jawab keagamaan, kedua tanggung jawab kenegaraan, dan ketiga tanggung jawab kemasyarakatan," terangnya.
Bekal kedua sambungnya, memiliki rasa kepercayaan penuh terhadap NU. Warga NU harus percaya pemimpinnya, jika warga NU berada di ranting, maka harus percaya kepada ketua rantingnya. Jika di cabang, harus percaya kepada ketua cabang hingga sampai ke tingkat pusat, harus percaya kepada ketua PBNU.
"Bekal ketiga, beramal sesuai dengan ajaran NU. Amalan sehari-sehari warga NU, harus mengacu kepada ketentuan dan metode yang ditetapkan oleh NU. Warga NU tidak boleh menerapkan amalan yang bukan amalan orang NU," tegasnya.
Bekal keempat menurutnya, berjihad di jalan NU. Jihadnya orang NU tidak sama dengan organisasi lainnya. Warga NU tidak suka berjihad menggunakan kekerasan. Memerintah kebaikan harus menggunakan kebaikan, bukan dengan kekerasan. Bahkan mencegah kemungkaran, juga dilakukan dengan cara yang baik.
"Bekal kelima, sabar berada di NU. Berjuang di NU harus sabar, tidak sombong dan menghargai orang lain. Berjuang di NU tetap mengedepankan ahlaqul karimah. Perjuangan awal Rasulullah Muhammad adalah perjuangan untuk melakukan perubahan moral, yang kemudian disertai dengan dakwah perubahan akidah," terangnya.
Lima bekal itu, menurut Kiai Abdul Ghoni harus menjadi satu kesatuan. Namun, jika ingin menguasai semua, warga NU harus menempuh proses kaderisasi yang mapan. Sebab di dalam proses kaderisasi, warga NU akan tahu seluk beluknya NU.
Kontributor: Tahmid
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Harlah ke-75 Fatayat NU Wonosobo, Dorong Kader Jadi Perempuan Cantik Hati dan Berdaya
2
Muslimat dan Fatayat NU Lengkong Tegal Giatkan Semangat Hijrah dan Ukhuwah Islamiyah Lewat Peringatan Tahun Baru Islam
3
PCNU Pemalang Gelar Sosialisasi Pengelolaan Masjid dan Penyerahan Sertifikat Arah Kiblat
4
Salman Faidul Mahasin Terpilih Aklamasi Pimpin PC GP Ansor Pemalang Masa Khidmah 2025–2029
5
Dekan FH Unissula Jawade Hafidz Raih Gelar Profesor dalam Ilmu Administrasi Negara
6
Semarak Muharram di Pelutan Pemalang: NU Ranting Gelar Jalan Sehat dan Santuni 60 Anak Yatim
Terkini
Lihat Semua