• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 11 Mei 2024

Regional

Ketua ISNU Kota Semarang: Perempuan Berperan Cegah Radikalisme Terorisme

Ketua ISNU Kota Semarang: Perempuan Berperan Cegah Radikalisme Terorisme
Ketua PC ISNU Kota Semarang Prof Syamsul Ma'arif (berdiri di mimbar) (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)
Ketua PC ISNU Kota Semarang Prof Syamsul Ma'arif (berdiri di mimbar) (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)

Semarang, NU Online Jateng

Agama mengajarkan, ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, dalam literasi lain, agama juga mengajarkan bahwa perempuan adalah tiang negara. Memahami ajaran itu, perempuan memiliki peran besar dalam mencegah radikalisme-terorisme. 

 

"Paham radikal menerapkan ketaatan mutlak seorang istri terhadap suami. Doktrin bahwa perempuan akan mendapatkan pahala dan surga diterapkan dengan ketat. Sejatinya mereka memahami perempuan memiliki peran strategis dalam menyebarkan paham," kata Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Semarang, Prof Syamsul Ma'arif.

 

Syamsul mengungkapkan hal itu dalam seminar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bertema 'Kita Indonesia' yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah di Hotel Santika Premiere, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (27/10).

 

Menurut Pengasuh Pesantren Riset Al-Khawarizme, paham radikal-teror tidak mengajarkan agama secara utuh. Sebab, agama hanya ditampilkan secara kaku dan heroik. Agama, kata Syamsul mereka gunakan untuk narasi yang melawan pemerintah. Di era digital, hal tersebut tersebar luas melalui media sosial. Untuk itu, selaku Ketua FKPT Jateng, Syamsul meminta masyarakat untuk menampilkan kontranarasi. 

 

"Masyarakat harus bisa menghadirkan kedamaian beragama di dunia digital," ucapnya.

 

Terkait perbedaan paham dalam agama, Syamsul mengingatkan hal itu wajar dalam konteks keilmuan. Hal itu menjadi salah ketika terjadi klaim kebenaran. Sebab, kebenaran dalam konteks keilmuan akan terus diuji relevansinya.

 

Praktisi media, Yosep Adi Prasetyo yang menerangkan, kasus Siska Nur Azizah dan Dita Siska Millenia. Dua orang gadis belia yang ditangkap saat mau menyusup ke Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat saat terjadi kerusuhan. 

 

"Kasus bom panci yang akan diledakkan Dian Yuli Novi. Dian yang sedang patah hati bertemu Nur Solihin di dunia maya. Dian lalu menikah dengan laki-laki asal Solo, Jawa Tengah itu secara online. Setelah bertemu, Nur lantas membaiat Dian untuk setia kepada ISIS. Selang satu bulan setelahnya, Dian sudah berurusan dengan hukum," terangnya.

 

Mencegah adanya narasi kebencian terhadap pemerintah, mantan Ketua Dewan Pers, Yosep mengatakan media harus bisa menampilkan informasi berimbang. "Wartawan punya peranan dalam menjaga masyarakat dari radikalisme-terorisme," katanya. 

 

Sebagai contoh, wartawan bisa melakukan liputan tentang keberhasilan pembangunan, juga melakukan peliputan daerah yang belum tersentuh pembangunan. "Hoaks diciptakan oleh orang pintar tapi jahat, dan disebarkan orang baik tapi bodoh," ungkapnya.

 

Bahkan, ia menyebut banyak orang yang berpendidikan tinggi bisa menjadi korban hoaks lantaran tak menguasai literasi yang tersebar di media sosial. "Hoaks berjalan dengan memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat, dan sebagainya," terangnya.

 

Kepala Seksi Pemulihan Korban BNPT Muhammad Lutfi mengatakan peran media massa digital sangat vital dan memberikan pemahaman terhadap masyarakat. "Masyarakat masih percaya terhadap sebaran-sebaran informasi tanpa menyaring," kata Luthfi.

 

Selain itu, ia meminta pelibatan tokoh masyarakat, aparatur kelurahan atau desa tentang literasi informasi sehingga bisa meluruskan informasi yang beredar di masyarakat, utamanya di kalangan generasi muda. 

 

"Generasi milenial harus diberi perhatian khusus agar tidak terjerumus oleh sebaran informasi yang bernarasi mengarah pada kebencian terhadap pemerintah dan paham takfiri," katanya. 

 

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru