• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 16 April 2024

Regional

MAULID NABI 1444 H

Kader Ansor Harus Teladani Sifat Sahabat Ansor

Kader Ansor Harus Teladani Sifat Sahabat Ansor
Peringatan Maulidurrasul 1444 H oleh MDS Rijalul Ansor Kabupaten Pekalongan (Foto: NU Online Jateng/Umam)
Peringatan Maulidurrasul 1444 H oleh MDS Rijalul Ansor Kabupaten Pekalongan (Foto: NU Online Jateng/Umam)

Pekalongan, NU Online Jateng
Pengasuh Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang, Jawa Timur KH Abdussalam Shohib atau yang akrab disapa Gus Salam mengingatkan agar kader Gerakan Pemuda (GP) Ansor mampu meneladani sifat-sifat kaum Ansor di Madinah dulu, atau sahabat dari Nabi Muhammad Saw.


"Ansor bukan nama yang sembarangan, Mbah Wahab Hasbullah memberikan nama Ansor untuk Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) ini didasari atas suatu keinginan agar pemuda-pemuda NU dapat senantiasa meneladani sifat-sifat baik dari kaum Ansor yang merupakan sahabat Nabi Saw," ujar Gus Salam mengingatkan. 


Hal itu disampaikan dalam acara 'Pengajian Bersama Gus Kautsar' dalam rangka memperingati Maulid Nabi Saw yang diselenggarakan Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Kabupaten Pekalongan di Pesantren Tarbiyatul Mubtadi'in, Desa Rowokembu, Kecamatan Wonopringgo, Rabu (12/10/2022) malam. 


Gus Salam menjelaskan ada tiga sifat utama Sahabat Ansor yang harus diteladani. 3 sifat utama atau prinsip yang dimiliki oleh Sahabat Ansor. Pertama, Sahabat Ansor selalu mencintai Sahabat Muhajirin yang berhijrah kepada mereka di Madinah.


"Dalam Al-Qur'an Surat Al-Hasyr ayat 9 disebutkan 3 sifat utama atau prinsip yang dimiliki oleh Sahabat Ansor yakni pertama Sahabat Ansor selalu mencintai Sahabat Muhajirin yang berhijrah kepada mereka di Madinah," terangnya. 

Menurutnya, umumnya masyarakat pribumi akan mempunyai ego pribumi yang tinggi terhadap masyarakat pendatang. Akan tetapi, Sahabat Ansor tidak demikian. Mereka senantiasa menyambut dengan tangan terbuka dan bahkan mencintai Sahabat Muhajirin yang berhijrah ke Madinah meskipun bukan orang-orang pribumi Madinah asli. 


"Hal tersebut menjadikan persatuan dan ketenteraman di masyarakat lebih mudah dicapai sekaligus menghindarkan potensi perpecahan," tegasnya. 



Pengasuh Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang, Jawa Timur KH Abdussalam Shohib (Foto: Umam)



Sifat utama kedua lanjutnya, Sahabat Ansor yang disebutkan di dalam al-Qur'an adalah tidak mempunyai rasa iri dan dengki terhadap Sahabat Muhajirin.  


"Apa saja yang dianugerahkan Nabi Saw kepada Sahabat Muhajirin, maka Sahabat Ansor akan menerimanya dengan lapang dada, tanpa rasa iri dan dengki apalagi protes kepada keputusan Nabi Muhammad saw," terang Gus Salam. 


Gus Salam menegaskan, termasuk di dalamnya adalah keikhlasan menerima hasil pembagian harta rampasan perang. Keikhlasan Sahabat Ansor ini luar biasa. Sama-sama ikut berperang dan bahkan rela mengeluarkan biaya untuk mencukupi kebutuhan selama peperangan.


"Namun tetap ikhlas ketika mendapati kenyataan bahwa mereka mendapatkan pembagian harta rampasan perang yang lebih sedikit daripada Sahabat Muhajirin," ungkapnya. 


Yang ketiga sambungnya, Sahabat Ansor selalu mendahulukan kepentingan orang lain meski dirinya sendiri membutuhkan. Sahabat Muhajirin datang ke Madinah itu tidak membawa cukup bekal. Harta, rumah, tanah, kebun bahkan keluarga semuanya ditinggal di Makkah. 


"Oleh sebab itu, semua kebutuhan ditanggung oleh Sahabat Ansor dengan lapang dada. Dimulai dari tempat tinggal, pakaian dan bahkan istri," jelasnya. 


Jadi, beberapa Sahabat Ansor yang punya istri lebih dari satu, mereka menceraikan istrinya dan kemudian mempersilahkan kepada Sahabat Muhajirin untuk menikahi mantan istri mereka tersebut.


"Sungguh perjuangan yang luar biasa dari Sahabat Ansor, kira-kira sampean sanggup tidak seperti itu?," tanya Gus Salam yang disambut tawa para jamaah.


Kepada NU Online Jateng, Jumat (14/10/2022) Ketua Rijalul Ansor Kabupaten Pekalongan KH Amin Maizun menegaskan pentingnya ngaji di sela kesibukan kegiatan organisasi. 


"Tagline GP Ansor adalah 'ngaji, ngader, dan makaryo'. Oleh sebab itu, ngaji adalah salah satu kegiatan pokok di Ansor dan memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman terhadap kader terkait amaliyah-amaliyah NU yang bersandar pada pemahaman aqidah ahlussunnah wal jamaah," tuturnya. 


Dikatakan, selain punya tugas untuk menyelenggarakan pengajian rutin semacam ini, MDS Rijalul Ansor juga punya tugas lain yang tak kalah penting. 


"Selain berusaha melestarikan amalan-amalan yang diajarkan oleh ulama kita, Rijalul Ansor juga punya tanggung jawab untuk membersamai kader-kader Ansor dalam hal mendekatkan diri dengan ilmu, pesantren, dan ulama-ulama NU," pungkasnya. 


Kontributor: Muhammad Khoirul Umam


Regional Terbaru