• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 4 Mei 2024

Regional

Harlah Ke-52 Madrasah Mazro'atul Ulum Pati Gelar Berbagai Acara

Harlah Ke-52 Madrasah Mazro'atul Ulum Pati Gelar Berbagai Acara
Kegiatan Harlah MA Mazroatul Ulum Wedarijaksa, Pati (Foto: NU Online Jateng/Fikrul Umam)
Kegiatan Harlah MA Mazroatul Ulum Wedarijaksa, Pati (Foto: NU Online Jateng/Fikrul Umam)

Pati, NU Online Jateng
Madrasah Mazro'atul Ulum Wedarijaksa, Kabupaten Pati memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-52 dengan menggelar berbagai acara, di antaranya haul masayikh, tahlil di maqbarah sesepuh, wisuda ke-7 Madrasah Aliyah Mazro'atul Ulum, dan pengajian umum sebagai puncak acara. 


Pembina Yayasan Mazro'atul Ulum KH Muslihan mengatakan, Peringatan Harlah ke-52 Madrasah Mazro'atul Ulum telah meluluskan siswa-siswi Madrasah Aliyah yang ke-7, diharapkan murid madrasah dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan skill masing-masing. 


"Selesai belajar di madrasah ini bukan akhir dari kalian mencari ilmu, akan tetapi masih ada jenjang pendidikan yang harus kalian lakukan, baik ke pendidikan yang lenih tinggi maupun terjun ke masyarakat," ujarnya.


Disampaikan, Madrasah Mazro'atul Ulum telah memiliki jenjang pendidikan mulai dari Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). 


"Bertempat di Desa Suwaduk, Wedarijaksa, Kabupaten Pati telah mempunyai jenjang pendidikan yang komplit sehingga diharapkan mampu mencetak generasi yang unggul dalam meningkatkan kompetensi pendidikan di era globalisasi," ucapnya. 


Peringatan pengajian umum lanjutnya, sebagai puncak acara digelar, Ahad (18/6/2023). Menghadirkan KH Ahmad Nadhif Abdul Mujib untuk memberikan tausyiah kepada guru, wali murid, dan tamu yang hadir tampak antusias mengikuti jalannya pengajian. 


Dalam taushiyahnya Gus Nadhif mengatakan, madrasah harus mau belajar dan harus mandiri ketika dididik oleh seorang guru harus tawadhu, dan hormat siap menerima hukuman ketika diberikan ajaran.


"Karena hukuman dari seorang guru adalah pengalaman berharga yang tidak didapatkan oleh setiap santri madrasah. Saya saja dulu ketika nyantri sangat berharap menerima petuah, ajaran, bahkan hukuman sebagai pelajaran yang berharga untuk bisa memperbaiki diri menuju kualitas yang hebat dan mumpuni dari seorang santri," ungkapnya.
 

Menurutnya, madrasah saat ini memang NU tulen, bagaimana madrasah bisa berkembang hebat dan berkualitas, kalau tidak bersama-sama dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. 


"Kita sering menerapkan NU (narik urunan), sumbangsih para pendidik, guru, karyawan, dan staf pendidikan di lingkup madrasah harus kompak dan dalam rangka jihad sesuai dengan apa yang telah diamanatkan oleh para pendiri madrasah," tegasnya.


Disampaikan, Nahdliyin harus menjaga dan melestarikan pendidikan ala NU agar kemanfaatan madrasah benar-benar dirasakan oleh santri. KH. Hasyim Asy'ari mewariskan 3 hal, madrasah, pesantren, dan masjid. 


"Mari kita budayakan semangat dan gelorakan menjaga Aswaja, bagaimana terus mengajarkan model kitab kuning di madrasah sebagai muatan lokal dan ciri khas pendidikan pesantren," pungkasnya. 


Kontributor: Fikrul Umam
 


Regional Terbaru