Hari Santri, Unwahas Semarang Gelar Wisuda ala Pesantren
Sabtu, 24 Oktober 2020 | 19:00 WIB
Samsul Huda
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Upacara wisuda sarjana Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang ke-33 terasa unik. Semua yang hadir memakai busana khas santri, termasuk Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) wilayah VI Jawa Tengah Prof DYP Sugiharto dan Sekretaris Kopertais X Jawa Tengah H Ruswan juga memakai sarung.
"Hari ini, kita semua termasuk Kepala LL Dikti dan Sekretaris Kopertais memakai baju kebesaran santri yaitu sarung. Hari ini kita semua bersama-sama memperingati berkumandangnya resolusi jihad yang sejak 6 tahun lalu ditetapkan sebagai hari santri," kata Rektor Unwahas Semarang Prof Mahmutarom HR di Semarang.
Prof Mahmutarom mengatakan hal itu saat menyampaikan sambutan dalam upacara wisuda ke-33 Unwahas Semarang yang berlangsung di Aula Fakultas Kedokteran Unwahas Semarang, Kamis (22/10).
Dikatakan, untuk mengurangi kerumunan orang, wisuda yang biasanya cukup beberapa jam, dipecah menjadi tiga hari berturut-turut bergantian setiap fakultas. Mereka tetap menjaga jarak, memakai masker dan faceshield.
"Wisuda luring kali ini sangat luar biasa, karena biasanya wisuda dilakukan dalam satu hari dari jam 08.00-12.00 selesai, sekarang dilakukan selama tiga hari dari jam 08.00-16.00 pada masa pandemi ini seperti sekarang ini.
Wakil Rektor Bidang Akademik Helmy Purwanto melaporkan, wisuda ke-33 tahun 2020 Unwahas meluluskan 462 sarjana baru. "Jumlah lulusan Universitas Wahid Hasyim hingga wisuda ini sebanyak 14.165 orang," kata Helmy.
Ketua Yayasan Wahid Hasyim Prof H Noor Achmad dalam pidatonya mengatakan, tahun depan izin S2 Fakultas Hukum turun. Maka mahasiswa baru S2 hukum akan mendapat beasiswa 50% biaya kuliah.
Sekretaris Kopertais X Jawa Tengah H Ruswan mengatakan, saat ini semuanya sedang terlibat dalam berbagai kompetisi, termasuk di ranah akidah. Karena itu perlu ada kesiapan dan keberanian untuk memasuki ranah kompetisi itu.
"Kita harus berani mengakui atau menampilkan kalau diri kita adalah kader Nahdliyin. Memperjuangkan atau melanjutkan perjuangan para pendiri NU para syuhada dengan menampilkan diri dan kompetensi yang baik serta berperilaku yang baik agar NU tetap lestari di bumi nusantara ini," tegasnya.
Kepala LL Dikti Wilayah VI Jawa Tengah Prof DYP Sugiharto mengatakan, hari santri adalah hari yang penuh berkah. Ada empat soft skill untuk wisudawan yaitu beradaptasi dengan cepat dan cerdas, percaya diri dan mantap ilmu yang diperoleh, berkolaborasi dengan ilmu dan orang lain dan mempunyai integritas yang baik (jujur dan peduli dengan orang lain).
"Karena itu jadilah orang yang selalu bekerja keras, sukses dan berkah ilmunya," pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
Terkini
Lihat Semua