• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 28 April 2024

Regional

Guru MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak Tradisikan Budaya ‘Tilik’ Bayi

Guru MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak Tradisikan Budaya ‘Tilik’ Bayi
Kegiatan tilik bayi keluarga besar MA Futuhiyah 2 Mranggen, Demak (Foto: NU Online Jateng/Ben Zabidy)
Kegiatan tilik bayi keluarga besar MA Futuhiyah 2 Mranggen, Demak (Foto: NU Online Jateng/Ben Zabidy)

Demak, NU Online Jateng
Momen kelahiran bayi adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap orang tua. Kelahiran sang buah hati tentu menjadi kado terindah dari perjuangan seorang ibu yang telah mengandungnya selama sembilan bulan. 

 

Keberagaman bangsa Indonesia yang mempunyai banyak suku, budaya, hingga bahasa menjadikan banyak tradisi dalam menyambut kelahiran bayi.

 

Sebagai sebuah komunitas masyarakat yang menganut tradisi leluhur, masyarakat Jawa memiliki segudang adat dan ritual. Salah satunya adalah tilik bayi. Tilik bisa diartikan sebagai aktivitas mengunjungi tetangga, teman atau kerabat. Masyarakat Jmempunya beberapa budaya mengunjungi tidak melulu dengan tujuan menjenguk orang sakit. 

 

Aktivitas menyambangi bersama-sama ini juga dilakukan ketika ada kerabat yang baru saja melahirkan. Istilahnya menjadi tilik bayi. Tujuannya untuk melihat kondisi bayi, ibunya agar cepat pulih, dan utamanya untuk menjaga tali silaturahim.

 

Hal serupa juga tampak dalam kegiatan tilik bayi di rumah Bapak Ahmad Dliya’uddin Zabidi, salah satu guru MA Futuhiyyah (MAF) 2 Mranggen pada Ahad (10/10). 

 

Seusai pembacaan Maulid Nabi, karena bertepatan dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, para guru MA Futuhiyyah 2 Mranggen mengunjungi putra ketiganya yang lahir beberapa hari yang lalu. 

 

Ketua Paguyuban Guru MAF-2 Hj Retno Widiastuti kepada NU Online Jateng, Selasa (12/10) mengatakan, kegiatan tilik bayi tersebut memang sudah menjadi agenda tetap dari madrasah yang hingga kini masih terus dilakukan civitas madrasah. 

 

"Para guru dan tenaga kependidikan kami ajak untuk menjenguk kelahiran bayi dari salah satu guru dan merasakan kegembiraan sebuah keluarga yang memiliki anggota baru di dalam rumahnya," tuturnya. 

 

Wakil Kepala Madarasah bidang kesiswaan Lukman Hakim mengungkapkan bahwa dalam tilik bayi menunjukkan ikatan kekeluargaan yang sangat kuat di dalam keluarga besar MA Futuhiyyah 2 Mranggen. Interaksi sosial di MA Futuhiyyah 2 Mranggen memang lebih intensif. Komuniksi yang bersifat personal terjadi hingga di antara para guru dan keluarganya saling sangat mengenal.

 

“Manfaat dalam tilik bayi di antara guru dan keluarganya ini akan lebih menumbuhkan rasa simpati, empati, kerukunan, dan semakin mengukuhkan persatuan dan kesatuan di antara guru. Sehingga berpengaruh pada motivasi dan semangat mengajar di  dalam kelas,” jelasnya. 

 

Tampak dalam kegiatan tilik bayi ini para guru tetap menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat yakni dengan mencuci tangan sebelum memasuki rumah dan memakai masker.

 

Kontributor: Ben Zabidy
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru