• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 30 April 2024

Regional

Gelar Jamasan Pusaka untuk Uri-uri Budaya

Gelar Jamasan Pusaka untuk Uri-uri Budaya
Prosesi jamasan pusaka di Kabupaten Purworejo (Foto: NU Online Jateng/Rohadi)
Prosesi jamasan pusaka di Kabupaten Purworejo (Foto: NU Online Jateng/Rohadi)

Purworejo, NU Online Jateng 
Museum Tosan Aji Purworejo menggelar jamasan terhadap pusaka koleksinya. Meski tidak disaksikan masyarakat luas akibat masih pandemi, prosesi jamasan tetap digelar di Pendopo Kabupaten dan halaman depan Museum Tosan Aji, Jumat (27/8). 

 

Terdapat empat pusaka yang dijamas secara simbolis. Pusaka pertama merupakan pusaka milik Bupati Agus Bastian yakni Keris Jangkung. Keris ini memiliki pengharapan jangkauan ke depan Purworejo akan lebih maju, lebih baik, dan mulyo.  

 

Pusaka kedua adalah Keris Pasopati, yakni keris lurus dengan sifat ksatria yang memiliki pamor untuk membunuh angkara murka. Pusaka ketiga adalah Keris Panji Sekar Luk 9 dengan pamor bonang rinenten, keduanya merupakan peninggalan Mataram Kuno.  

 

Sedangkan pusaka keempat adalah Tombak Cacing Kanil dengan pamor singkir. Pusaka ini memiliki pengharapan dapat menyingkirkan permasalahan semua penyakit yang ada di Kabupaten Purworejo. 

 

Sebelum dijamas, secara simbolis keempat pusaka diserahkan oleh Bupati Purworejo RH Agus Bastian kepada juru jamas. Pusaka kemudian diarak dari Pendopo Rumah Dinas Bupati menuju halaman Museum Tosan Aji diiringi kesenian cing poling dan para pengawal yang berpakaian ala prajurit. 

 

“Tiap tahun kita melakukan jamasan tosan aji pada bulan Muharram atau bulan Suro dan kita ambil hari Jumat Kliwonnya. Secara umum pelaksanaan jamasan pusaka yang dimiliki sudah kita laksanakan setiap hari, namun kita tambah intensitasnya pada bulan Muharram ini,” ungkap Kepala Dinparbud Agung Wibowo usai acara, Jumat (27/8).  

 

Agung mengatakan, jumlah koleksi pusaka yang dimiliki Museum Tosan Aji saat ini berjumlah 1.159. Setiap tahun pihaknya selalu mendapat tambahan pusaka dari masyarakat, tidak hanya dari Purworejo tetapi juga dari luar kota. 

 

“Pascajamasan, telah dilakukan pemberian piagam penghargaan bagi penghibah tosan aji ke museum,” terangnya kepada NU Online Jateng.  

 

Dijelaskan Agung, jamasan yang digelar bertujuan untuk nguri-uri tradisi nenek moyang. Selain itu, kegiatan ini merupakan simbolis membersihkan diri atau membersihkan sukerto yang ada di Purworejo.  

 

“Harapannya di era pandemi ini juga bisa sebagai perlambang perwujudan doa kita agar Covid-19 bisa segera berakhir,” imbuhnya.

 

Kontributor: Achmad Rohadi
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru