Hujan Tangis Iringi Pemakaman Almarhum KHM Ridwan Sururi Banyumas
Ahad, 13 Juni 2021 | 20:00 WIB

Jenazah almarhum KHM Ridwan Sururi saat diberangkatkan ke peristirahatan terakhir (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)
Samsul Huda
Penulis
Banyumas, NU Online Jateng
Hujan tangis para kiai, santri, dan ribuan masyarakat Banyumas mewarnai prosesi pemakaman jenazah almarhum KH Mohammad Ridwan Sururi (78 th) Pengasuh Pesantren An-Nur Kedunglemah, di komplek makam Desa Kedunglemah, Kedungbanteng, Banyumas, Ahad (13/6).
Ekspresi kesedihan para muhibbin almarhum Kiai Ridwan Sururi itu memuncak ketika salah satu menantu almarhum, Kiai Anas Sifa Azmatkhan memimpin dzikrul Haddad.
Wakil Bupati Banyumas H Sadewo Tri Lastiono saat melepas jenazah almarhum Kiai Ridwan Sururi mengatakan, almarhum merupakan sosok ulama yang sangat sederhana dan tidak suka menonjolkan kelebihannya.
Salah satu yang disembunyikan dari masyarakat umum, Kiai Ridwan adalah seorang hafidz atau penghafal Al-Qur’an 30 juz. Dalam kesibukannya membimbing santri dan umat, Kiai Ridwan khatam Al-Qur'an 30 juz dua kali setiap minggu," katanya.
Menurutnya, amalan-amalan seperti ini banyak yang tidak mengetahui laku almarhum ini. Kenapa demikian, karena almarhum tidak mau menonjolkan diri.
Baca juga: Innalillahi, Pengasuh Pesantren Annur Kedung Banteng Banyumas KH Ridwan Sururi Wafat
KH Achmad Mansyur, adik kandung Kiai Ridwan Sururi yang juga Pengasuh Pesantren Yayasan Daarul Istiqomah (Yadri) Kedunglemah, Kedungbanteng menjelaskan, kakaknya lahir di Banyumas 13 Desember 1943.
"Masa kecil dan remajanya dihabiskan untuk mengaji kepada para kiai di Pesantren Buntet Cirebon dan Sarang Kabupaten Rembang selama bertahun-tahun. Di Buntet Cirebon, Kiai Ridwan Sururi mengaji kepada sejumlah kiai yaitu Kiai Akyas, Kiai Abdul Djamil, Kiai Murtadlo Said, Kiai Arsyad, Kiai Mustahdi Abbas, dan lain-lain," kata Mansyur.
Disampaikan, ketika nyantri di Sarang Rembang, Ridwan Sururi mengaji kepada KH Zubair Dahlan (ayah KH Maimoen Zubair), KH Ahmad bin Sueb, KH Abdurrochiem, Mbah Djalil, Mbah Imam Cholil, dan lain-lain.
"Meski dia nyantri di Pesantren Ma’had Ulumus Syar’iyyah (MUS), Ridwan juga mengaji di PP Al-Anwar," katanya.
Almarhum meninggalkan seorang istri, 18 anak dan 41 cucu dan 5 buyut. Hadir pada prosesi pemakaman itu Pengasuh Pesantren At-Taujieh Al-Islami, Leler, Kebasen KH Zuhrul Anam, Ketua Umum MUI Banyumas KH Tefur Arofat, Kepala Kantor Kemenag KH Akhsin Aedy Fanany, Rais PCNU KH Mughni Labib, Ketua PCNU KH Sabar Munanto, Camat Kedungbanteng Amie Witasari, KH Zaenurrohman, para habib, dan lain-lain. Lahul Fatihah
Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
2
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
3
Semarak Harlah ke-75, Fatayat NU Wonogiri Gali Potensi Kader dengan Semangat Kartini
4
Kasus Pneumonia Jamaah Haji Meningkat, dr Alek Jusran Imbau Jaga Kesehatan
5
Gelorakan Dakwah Lewat Tulisan, NU Online Kumpulkan Jurnalis Muda Nahdliyin se-Jateng dan DIY
6
Muslimat NU DIY Gelar Bakti Sosial dan Pasar Murah Guna Ringankan Beban Masyarakat
Terkini
Lihat Semua