• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Obituari

Innalillahi, Pengasuh Pesantren Annur Kedung Banteng Banyumas KH Ridwan Sururi Wafat

Innalillahi, Pengasuh Pesantren Annur Kedung Banteng Banyumas KH Ridwan Sururi Wafat
Almarhum KH Ridwan Sururi (Foto: Dok)
Almarhum KH Ridwan Sururi (Foto: Dok)

Banyumas, NU Online Jateng
Innaa lillahi wa innaa ilaihi rajiun. Kiai Sepuh, kharismatik yang juga Pengasuh Pesantren Annur Kedunglemah, Kedungbanteng, Banyumas, KH Ridwan Sururi Wafat.

 

Kabar meninggalnya Kiai Ridwan disampaikan santrinya pada Sabtu (12/6) jam 20.20 wib di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Margono Purwokerto karena faktor usia. Sang kiai yang berkarakter teguh dengan gaya dakwah yang khas saat di atas panggung, cara penyampaiannya unik, menarik, dan komunikatif mengejutkan banyak kalangan sejak kabar tersiar melalui media sosial. 

 

Almarhum KH Ridwan Sururi semasa mudanya pernah nyantri di Pesantren Buntet Cirebon. Dalam suatu kesempatan acara haul pesantren tersebut dirinya didaulat sebagai penceramah yang menyatakan bahwa watak manusia itu seperti wataknya gelas. 

 

“Artinya manusia (itu) seperti gelas," terangnya.

 

Menurutnya, gelas memiliki tiga watak, yakni melumah, tengkurab, dan miring. “Gelas itu punya tiga watak yakni tengkurab, miring, melumah,” bebernya.

 

Watak melumah lanjutnya, merupakan watak yang baik karena dapat menerima dengan baik apa yang dituangkan di dalamnya. Artinya, manusia dapat menerima dengan baik apa yang didengar, dibaca, maupun apa yang diperhatikannya. 

 

"Berbeda dengan dua watak lainnya, yakni miring dan tengkurab tidak bakal bisa menerima dengan baik air yang dituangkan, seberapa pun banyaknya. Tapi jika miring (ataupun) tengkurab, walaupun diisi air seberapa banyak pun akan tetap tidak sampai penuh,” 

 

Kiai Ridwan Sururi, diakui semangat dakwahnya luar biasa, penampilannya pun berbeda dengan umumnya kiai, beliau seringkali menggunakan iket kepala, bukan peci putih, peci hitam atau songkok bahkan blangkon melainkan iket khas tradisi Jawa Banyumas. 

 

"Inyong Wong Banyumas, bangsa panginyongan ya iketan," Demikian laku lampahnya, sehingga beliau dikenal dengan kiai iket.

 

Sosok kiai yang sederhana, merakyat, nyemedulur yang berkarakter teguh sebagai manusia pribumi Nusantara. Lahul Fatihah

 

Kontributor: Imam Hamidi Antassalam
Editor: M Ngisom Al-Barony


Obituari Terbaru