Nasional

Unwahas Semarang: Kurikulum Merdeka Belajar Sudah Lama Diterapkan di Pesantren

Selasa, 13 Juli 2021 | 19:00 WIB

Unwahas Semarang: Kurikulum Merdeka Belajar Sudah Lama Diterapkan di Pesantren

Wakil Rektor 1 Unwahas Semarang, Andi Purwono (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang kini mulai diterapkan di kampus-kampus perguruan tinggi sejatinya sudah lama diterapkan di pondok-pondok pesantren salafiyah yang diasuh para kiai Nahdlatul Ulama (NU).

 

Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, Penjaminan Mutu, dan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang  Andi Purwono mengatakan, dulu santri-santri pondok pesantren salaf biasa mengikuti kajian atau ngaji prasmanan dengan mengikuti kajian yang diinginkan di pesantren atau kiai lain. 

 

"Para kiai bahkan mendorong santri-santrinya untuk mengikuti kajian kepada  kiai atau pesantren lain yang memiliki kompetensi spesifik. Misalnya, kalau hendak belajar ilmu tafsir di Gus Baha’ atau Prof Quraish Shihab, ngaji fiqih di Sarang Rembang, ngaji ilmu alat di Lirboyo, ngaji ilmu Al-Qur'an di Krapyak atau Sunan Pandanaran Yogyakarta," kata Andi.

 

Andi mengatakan hal itu saat membuka webinar Hubungan Internasional (HI) Unwahas Semarang dengan tema 'Implementasi Kurikulum MBKM dalam bentuk kerja sama antar Program Studi lintas Perguruan Tinggi' beberapa waktu lalu.

 

Menurutnya, pembelajaran dengan kurikulum MBKM di pesantren saat ini masih bisa disaksikan di daerah-daerah atau kota santri seperti Kaliwungu Kendal, Mranggen Demak, Kajen Pati, Kudus, dan sebagainya.

 

"Di kawasan itu, ada tradisi yang sangat bagus, santri bisa mengaji di pondok lain yang dekat dengan pesantrennya di mana mereka bermukim," terangnya kepada NU Online Jateng di Semarang, Selasa (13/7). 

 

Jadi lanjutnya, santri tidak hanya melulu ngaji kepada kiai yang mengasuh  pondok pesantren yang ditempatinya saja, tetapi juga diberi kesempatan ngaji ke pesantren atau kiai yang lain.

 

Dia menambahkan, dalam implementasi merdeka belajar di kampus, dosen  sebaiknya tetap memberi arahan kepada mahasiswa agar pilihan program merdeka belajarnya sesuai atau mendukung kompetensi yang ingin dicapainya.

 

Dosen HI UGM Dr Dafri Agusalim mengatakan, program MBKM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar selama tiga semester di luar program studinya.

 

Disampaikan, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk satu semester atau setara dengan 20 SKS menempuh pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama.

 

"Paling lama dua semester atau setara dengan 40 SKS menempuh pembelajaran pada program studi yang sama di Perguruan Tinggi yang berbeda,"ujarnya.

 

Dekan Fisip Unwahas Agus Riyanto  menjelaskan, webinar bertujuan mendapatkan pencerahan tentang 'Program Pertukaran Pelajar dan Studi Independen' dalam implementasi kurikulum MBKM antar program studi lintas perguruan tinggi.

 

"Acara ini merupakan program dari Prodi HI Unwahas dalam rangka hibah MBKM yang dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom, pesertanya beberapa perguruan tinggi di tanah air," pungkasnya.

 

Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony
Â