• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 17 Mei 2024

Nasional

Menag Yaqut: Saatnya Kembalikan Agama sebagai Inspirasi

Menag Yaqut: Saatnya Kembalikan Agama sebagai Inspirasi
Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Dok)
Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Dok)

Jakarta, NU Online Jateng
Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) H Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, agama harus kembali menjadi penerang jiwa-jiwa setiap warga bangsa, sebagai penerang yang menenangkan setiap insan ketika dalam kesulitan. 

 

"Agama kembali masuk ke sanubari masing-masing dan menuntun setiap manusia menjadi pribadi yang peduli pada sesama dan menebarkan welas asih untuk seru sekalian alam," tegasnya.

 

Hal itu disampaikan Gus Yaqut saat serah terima jabatan di Kantor Kementerian Agama Jakarta, Rabu (23/12).

 

Dikatakan, dirinya meminta jangan ada lagi pemanfaatan agama untuk membenturkan kelompok satu dengan yang lain, jangan ada lagi agama sebagai kendaraan untuk pencapaian tujuan politik yang mengganggu stabilitas Negara.

 

"Kementerian Agama harus menjadi rumah bersama seluruh umat beragama di Indonesia, layanan Kementerian harus kompetitif dan selaras dengan perkembangan zaman," ungkapnya. 

 

Disampaikan, pihaknya dan jajaran Kementerian Agama berjanji akan permudah masyarakat untuk mendapatkan layanan berbasis kompetensi yang transparan, akuntabel, dan cepat merespons masyarakat.

 

"Keselarasan dua hal di atas sangat didukung dengan kesiapan dan kemampuan SDM di Kementerian Agama, mari kita semua menyatukan komitmen untuk menjadi pelayanan masyarakat yang bisa diandalkan," ucapnya. 

 

 

Mantan Wakil Ketua Umum PBNU H As'ad Said Ali mengungkapkan kebahagiannya atas ditunjuknya Ketua Umum Ansor H Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama RI. "Saya berbahagia Ketua Ansor Yaqut Cholil Bisri diangkat sebagai menteri agama. Ia memberitahu saya kemarin sebelum menghadap Presiden. Saya langsung merespons, saya akan bantu semaksimal mungkin," ungkapnya.

 

Menurutnya, keputusan Presiden Jokowi itu adalah pilihan tepat. Seperti bapaknya Yaqut bersikap tegas dan terus terang (jujur) serta mempunysi latar belakang pendidkan umum dan agama yang baik.

 

"Tugas Gus Yaqut sangat berat khususnya meneruskan pembangunan toleransi beragama yang mulai diletakkan pertama oleh almarhum Kiai Wahid Hasyim, menteri agama th 1950/1951," jelasnya.

 

Dasar toleransi lanjutnya, adalah Pancasila / Bhineka Tunggal Ika. Menurut Kiai Wahid Hasyim, upaya untuk menegakkan toleransi di Indonesia akan senantiasa menghadapi tarikan dari dua kubu yang berseberangan.

 

"Kubu pertama, mereka yang ketika itu menolak pembentukan kementerian agama yaitu kaum sekularisme (liberalisme dan komunisme). Mereka ingin toleransi yang bersumber pada peradaban Barat," paparnya.

 

Kubu Kedua sambungnya, mereka yang bereuforia merasa sebagai kemenangan umat Islam sehingga berpandangan kementerian agama seolah milik umat Islam semata. Gampangnya mereka disebut fundamentalisme yang melihat toleransi dari aspek yg sempit.

 

"Pandangan Kiai Wahid Hasyim itu relevan dengan situasi yang dihadapi Indonesia saat ini yang berada dalam pergulatan peradaban antara peradaban Barat yang ingin mendominasi atas peradaban Timur khususnya Islam. Pesan itu diucapkan oleh beliau pada harlah Kementerian Agama tahun 1951," jelas mantan Waka BIN ini.

 

"Selamat berjuang. Lanjutkan perjuangan Kiai Wahid Hasyim. Bismillah," pungkasnya.

 

Penulis: M Ngisom Al-Barony
Editor: Samsul Huda


Nasional Terbaru