Ketum PBNU: JATMAN Harus Terus Menjaga Tradisi Syariah dan Thariqah demi Cita-Cita Peradaban
Senin, 7 Juli 2025 | 16:00 WIB
Nazlal Firdaus Kurniawan
Penulis
Purworejo, NU Online Jateng
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan rasa syukur dan kegembiraannya atas dilantiknya pengurus Idarah Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) masa khidmah 2025–2030. Pelantikan tersebut digelar di Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo, Jawa Tengah, Senin (7/7/2025).
Meski tidak dapat hadir secara langsung karena tengah menjalankan tugas mendesak bersama sejumlah tokoh agama dan pemimpin dunia di Berlin, Jerman, Gus Yahya, sapaan akrabnyamenyampaikan sambutannya melalui video pernyataan resmi.
Ia mengungkapkan kelegaannya, baik secara pribadi maupun atas nama PBNU, karena tugas pembentukan kepengurusan baru JATMAN telah rampung dan berjalan baik.
"Semoga ini menjadi langkah yang sungguh-sungguh, penuh keberkahan untuk masa depan yang lebih baik, dan membawa kemaslahatan bagi jamaah Ahlith Thariqah di lingkungan Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia,” ujar Gus Yahya.
Dalam sambutannya, Gus Yahya mengulas akar sejarah pendirian NU oleh para muassis, terutama Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Menurutnya, dari berbagai dokumen dan riwayat para pendiri, sangat jelas bahwa NU didirikan dengan cita-cita besar, yakni membangun peradaban.
Ia menjelaskan bahwa peradaban bukan sekadar kemajuan fisik atau material, melainkan bangunan utuh masyarakat termasuk sistem sosial, norma, nilai, dan moralitas yang bersumber pada syariah.
“Bagi para ulama, seluruh tatanan itu harus diperjuangkan dengan merujuk pada syariah. Itulah yang ditegaskan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dalam Khutbah Iftitah, yang kemudian kita jadikan mukadimah Qonun Asasi NU,” terangnya.
Ketika KH Hasyim Asy’ari memanggil para ulama untuk bergabung dalam NU, yang dipanggil adalah para ulama Ahlussunnah wal Jamaah dan pengikut madzhab syariah. Karena itu, perjuangan NU berpegang kuat pada syariah.
Lebih lanjut, Gus Yahya mengingatkan bahwa dalam ajaran para masyayikh NU, pelaksanaan syariah harus dibarengi dengan pencapaian hakikat. Oleh karena itu, berkembanglah tradisi thariqah sebagai jalan mendalami dimensi batin dari ajaran agama.
“Para ulama kita mengembangkan tradisi tasawuf melalui thariqah. Dari situ kita mengenal banyak rabithah thariqah yang diikuti oleh ulama-ulama kita, sebagai ikhtiar memahami hakekat dari seluruh tuntunan syariat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,” jelasnya.
Inilah yang melatarbelakangi berdirinya Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah. Istilah al-mu’tabarah bermakna bahwa thariqah yang diikuti harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan secara syariat.
“Penilaian terhadap thariqah itu mu’tabarah atau tidak, tetap kembali pada ukuran syariah. Semua amaliyah dan ajarannya harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat,” tegasnya.
Peran PBNU dalam Proses Kongres
Gus Yahya juga mengingatkan bahwa keberhasilan penyelenggaraan Kongres JATMAN yang dilaksanakan di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, hingga terbentuknya kepengurusan Idarah Aliyah yang baru merupakan bagian dari khidmah PBNU.
Ia menjelaskan bahwa sebelumnya, sebagian besar pimpinan Idarah Wustha JATMAN dari seluruh Indonesia telah berkumpul dalam pertemuan di Surabaya. Dalam forum itu, mereka sepakat meminta PBNU untuk memfasilitasi pelaksanaan Kongres JATMAN sebagai upaya konsolidasi nasional.
“PBNU bersyukur dapat memenuhi permintaan tersebut. Ini adalah bagian dari tanggung jawab PBNU dalam memberikan fasilitasi terhadap aspirasi dan perjuangan para pengurus dan jamaah JATMAN,” ungkapnya.
Menutup sambutannya, Gus Yahya mengucapkan selamat kepada Rais ‘Ali dan Mudir ‘Ali Idarah Aliyah JATMAN masa khidmah 2025–2030 yang baru saja dilantik. Ia mengajak seluruh jajaran JATMAN untuk terus melanjutkan khidmah lahir dan batin demi NU, jamaah thariqah, serta bangsa dan negara.
“Mari bersama-sama terus berkhidmah sekuat-kuatnya lahir dan batin, demi kemaslahatan jam’iyyah, jamaah NU, dan seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Rute dan Moda Terbaik Menuju Pelantikan JATMAN di Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo
2
Makesta Award dan Porseni IPNU IPPNU Belik, Ajang Penguatan Karakter dan Budaya Pelajar NU
3
Kiai Ubaidullah Ajak Saksikan Film Seribu Bayang Purnama, Suara Lantang untuk Petani dan Bumi yang Lebih Sehat
4
Persiapan Pelantikan JATMAN Capai 70 Persen, Ribuan Tamu Terkonfirmasi Hadir
5
Siswa SMPIT Al Fateeh Raih Juara MHQ Tingkat Kota Semarang, Harumkan Nama Sekolah
6
RA Miftahul ‘Ulum Krompakan Siapkan Generasi Penerus Aswaja Sejak Usia Dini
Terkini
Lihat Semua