Nasional

Kaderisasi NU Akan Terbangun Baik Jika Berjalan Sesuai Urutan

Jumat, 2 Agustus 2024 | 11:00 WIB

Kaderisasi NU Akan Terbangun Baik Jika Berjalan Sesuai Urutan

Ketua PWNU Jateng, KH Abdul Ghaffar Rozin saat memberikan sambutan pada Pra KonferwilHotel Kusuma Sahid Prince Solo, Kampung Baru, Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (1/8/2024). (Foto: NU Online Jateng/Saiful Amar).

Surakarta, NU Online Jateng

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah masa khidmah 2024-2029 sebagian terdiri dari pengurus Gerakan Pemuda Ansor yang sudah purna, termasuk di bagian lembaga. Penunjukan kader Ansor untuk duduk dan bergerak di kepengurusan NU merupakan bentuk kaderisasi berjenjang yang berjalan.


Hal tersebut disampaikan KH Abdul Ghaffar Rozin, Ketua PWNU Jawa Tengah, saat memberikan sambutan pada acara Pra Konferensi Wilayah (Konferwil) Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah di Hotel Kusuma Sahid Prince Solo Jalan Sugiyopranoto No 20 Kampung Baru, Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (1/8/2024).


“Ketika kita berupaya menetapkan kaderisasi ini sesuai dengan urutannya, insyaallah kaderisasi NU akan terbangun dengan baik,” kata kiai yang akrab disapa Gus Rozin itu.


Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa proses kaderisasi demikian berlanjut di semua badan otonom. Sebab, pendirian banom-banom tersebut juga memiliki tujuan untuk kaderisasi NU. Dengan begitu, PWNU Jateng hadir untuk melibatkan seluruh komponen kepengurusan banom.


“Kita bariskan kembali bersama-sama. Komponen elemen yang mengisi PWNU Jawa Tengah ini elemen harus dilibatkan,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah itu.


Tentu tidak hanya dari sektor banom, PWNU Jawa Tengah juga menggandeng pesantren dengan mengajak serta kiai dan gus untuk bersama membangun NU di Jawa Tengah. “Saya ingin bahwa NU ini masih jadi rumah besar semuanya,” katanya.


Senada, Ketua PW GP Ansor Sholahudin Aly menyampaikan bahwa Ansor merupakan sebuah organisasi kader. Karenanya, peralihan kepemimpinan merupakan hal yang niscaya.


“Pergantian pengurus adalah niscaya. Mempersiapkan pergantian pengurus dengan baik,” katanya.


Ia menegaskan bahwa mengabdikan diri di Ansor menjadi pelanjut tongkat estafet NU masa depan. Karenanya, pelaksanaan Pra-Konferwil ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk menggodok kepemimpinan terbaik Ansor Jawa Tengah.


“Kita sudah menisbahkan diri sebagai peretas jalan NU masa depan. Sudah seyogyanya Ansor mencari cara terbaik bagaimana reorganisasi regenerasi ini dilakukan dengan cara-cara terhormat,” katanya.


Sebab, ia meyakini bahwa organisasi yang sehat mampu menempatkan kader terbaik pada posisi terbaik. Sebaliknya, organisasi tidak sehat saling menikam dan saling membungkam di antara kader dan pengurusnya.


“Siapa pun ada di perhelatan ini kita nilai kader terbaik duduk di posisi masing-masing yang dikehendaki sahabat semua,” katanya.


Sejalan dengan keduanya, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor Ahmad Rifqi Al Mubarok menegaskan bahwa kaderisasi merupakan tulang punggung organisasi. "Kaderisasi tulang punggung gerakan kita. Tanpa ikhtiar lahir batin untuk mencapai kesepakatan bersama ini agak susah," katanya.