• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

Gus Kautsar Sebut Semua Santri Berpotensi dan Berpeluang Jadi Orang Alim

Gus Kautsar Sebut Semua Santri Berpotensi dan Berpeluang Jadi Orang Alim
Gus Kautsar (tengah) di acara PWNU Jateng di Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)
Gus Kautsar (tengah) di acara PWNU Jateng di Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)

Semarang, NU Online Jateng

Santri-santri dari kalangan bukan keluarga kiai diminta tidak rendah diri dan minder ketika menjalani proses pembelajaran di pesantren di bawah pengasuhan para masyayikh dan guru-guru di pondok.


Pengasuh Pesantren Al-Falah Mojo, Kediri, Jatim KH Abdurrahman Kautsar (Gus Kautsar) mengatakan, semua santri saat ngaji di pondok semuanya berpeluang dan berpotensi menjadi orang alim, baik santri yang bersangkutan itu dari keluarga kiai atau keluarga bukan kiai.


"Untuk jadi orang alim syaratnya memang banyak, tapi ada salah satu syarat yang mendasar dan tidak bisa diganti apapun gantinya itu yakni tidak merasa pandai dan selalu merasa kurang tahu," kata Gus Kautsar saat menyampaikan taushiyah Halal Bihalal 'Ngumpulke Balung Pisah NU' di Aula PWNU Jateng Jl Dr Cipto 180 Semarang, Kamis (27/5).


Menurutnya, kalau ada santri termasuk para gus-gus yang sedang menjalani proses pembelajaran merasa sudah pinter dan selalu merasa tahu, maka selesailah dia, peluang untuk menjadi orang alim tertutup.


"Karena itu, para kiai di pondok sangat rajin mengingatkan santrinya agar selalu memelihara akhlak mulia dan tak pernah lupa mendoakan agar para santri bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat," ucapnya.


"Ya, untuk jadi orang alim itu memang sulit dan berat, harus melalui proses panjang dan tidak bisa instan. Selain usaha diri sendiri juga doa para kiai dan orang tua," sambungnya.


Baca juga:

  1. Kumpulkan 'Balung Pisah', PWNU Jateng Gelar Halal Bihalal
  2. Gus Kautsar: Pengurus NU Harus Sadar Posisinya sebagai Khadimul Masyayikh

Ditambahkan, para kiai pesantren menggembleng santri-santrinya tidak untuk memenuhi kepentingan terbatas di lingkungan komunitasnya saja, tetapi juga sekaligus melakukan kaderisasi untuk melanjutkan kepemimpinan NU ke depan.


"Jadi, proses pembelajaran santri di pondok itu sejatinya juga proses pengkaderan NU yang disiapkan kiai dengan caranya masing-masing kiai," terangnya.


Karena itulah lanjutnya, para pengurus NU tidak perlu gelisah dan khawatir tentang masa depan NU sepanjang aktivitas pesantren di bawah asuhan para kiai masih berlangsung dinamis.


Wakil Rais PWNU Jateng KH Hadlor Ihsan yang juga Pengasuh Pesantren Al-Ishlah Mangkang Kulon, Semarang mengatakan hingga sekarang pesantren masih menjadi distributor kader NU yang potensial, produktif, dan massif.


"Keunggulan kader NU atau santri yang dididik langsung para kiai adalah siap ditempatkan di mana saja dalam ber-NU, saat di pondok santri selain ngaji juga ditempa dan dikenalkan dengan nilai-nilai khidmah," pungkasnya.


Penulis: Samsul Huda

Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru