• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 13 Mei 2024

Nasional

AGH Sanusi Baco, Ulama Besar yang Lahirkan Imam Besar Masjid Istiqlal

AGH Sanusi Baco, Ulama Besar yang Lahirkan Imam Besar Masjid Istiqlal
Anregurutta H Sanusi Baco (kanan) (Foto: NU Online)
Anregurutta H Sanusi Baco (kanan) (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online Jateng

Wafatnya Anregurutta H Sanusi Baco salah satu mustasyar PBNU membuat kehilangan besar bagi kaum Nahdliyin. Gurutta adalah salah satu jimat-nya Nahdlatul Ulama. Hidupnya telah diabdikan untuk memperjuangkan dan mengembangkan NU terutama untuk Indonesia kawasan timur sehingga tak heran jika sosoknya selalu menjadi rujukan penting. 


“Tutur katanya sangat lembut dan mendalam. Setiap untaian kata yang keluar dari lisannya merupakan cerminan dari ke dalaman spiritual dan keleluasaan intektualnya, sehingga petuahnya selalu dinanti orang,” kata Kiai Mahbub. 


Demikian disampaikan staf Syuriyah PBNU KH Mahbub Maafi yang berhubungan secara intensif dengan almarhum.


Dikatakan, Sanusi Baco merupakan salah satu sosok ulama besar yang berhasil melahirkan santri besar. Sebut saja salah satu santrinya adalah Prof Nasarudin Umar Katib Aam PBNU 2004-2009 yang merupakan salah satu jabatan 'kramat' di dalam NU dan Imam Besar Masjid Istiqlal. 


“Pak Nasar pernah mengikuti AGH Sanusi Baco,” kata Kiai Mahbub. 


Kiai Mahbub Maafi menambahkan, AGH Sanusi Baco merupakan Rais PBNU periode 2010-2015. AGH Sanusi Baco adalah salah satu dari sembilan anggota Ahlul Halli wal Aqdi pada Muktamar ke-33 NU di Jombang pada tahun 2015. Selain itu, ia juga merupakan pemimpin spiritual masyarakat di Sulawesi Selatan, yaitu Rais PWNU Sulawesi Selatan. 


"Gurutta juga dipercaya sebagai Ketua MUI Sulawesi Selatan dan Ketua Umum Yayasan Masjid Raya Makassar. Ia aktif mengasuh Pesantren Nahdlatul Ulum, salah satu pesantren milik NU di Kabupaten Maros. Khidmatnya kepada umat sangat luar biasa sehingga ia diberi gelar Anregurutta," terangnya. 


Bagi masyarakat Bugis Makassar lanjutnya, biasanya istilah ini ditujukan kepada tokoh Ulama yang telah menempati status sosial yang sangat tinggi dan telah mendapat tempat serta kedudukan terhormat.


"Saya kaget mendengar kabar wafatnya Kiai Sanusi Baco. Jam setengah 4 sore kemarin masih ngontak anaknya. Saya ngobrol lama, kok malamnya ya dapat kabar wafat ayahnya," kata Kiai Mahbub. 


“Kini sang kiai besar yang berhasil menelorkan santri besar telah wafat, semoga kita bisa meneladani laku beliau. Saya bersaksi beliau adalah min ahlil khair," pungkasnya. Lahul Fatihah. 


Sumber: NU Online


Nasional Terbaru