Keislaman

Doa dan Hikmah Minum Susu Putih di Malam 1 Muharram

Kamis, 26 Juni 2025 | 16:00 WIB

Doa dan Hikmah Minum Susu Putih di Malam 1 Muharram

Ilustrasi Susu (Foto: Freepik)

Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam, selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Selain menjadi penanda dimulainya tahun baru dalam kalender hijriyah, Muharram memiliki keistimewaan tersendiri karena pada bulan ini umat Islam dianjurkan untuk menjauhi segala bentuk kekerasan dan peperangan.


Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:


يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌۗ
 

Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, berperang pada bulan itu adalah dosa besar. (QS Al-Baqarah: 217)


Di bulan ini, umat Islam juga dilarang melakukan aniaya dan menzalimi diri sendiri. Sebab, perbuatan zalim yang dilakukan pada bulan-bulan haram, termasuk Muharram, akan dilipatgandakan dosanya. Sebaliknya, amal saleh yang dilakukan pada bulan ini pun akan mendapatkan pahala yang lebih besar dibanding bulan-bulan lainnya.


Salah satu amalan yang hidup di tengah umat Muslim, khususnya yang meneladani para ulama keturunan Rasulullah saw adalah tradisi minum susu putih di malam 1 Muharram. Amalan ini merupakan kebiasaan yang diwariskan oleh Abuya Sayyid Muhammad Alawy Al-Maliki, seorang ulama besar keturunan Nabi Muhammad saw. yang bermukim di Tanah Suci.


Menurut beliau, meminum susu putih pada malam pergantian tahun hijriyah melambangkan awal yang baru—bersih, suci, dan penuh harapan kebaikan. Susu putih menjadi simbol kebersihan jiwa dan nutrisi spiritual, mencerminkan keinginan untuk menjalani tahun baru dengan penuh keberkahan.


Amalan ini dilakukan mulai setelah Maghrib hingga sebelum Subuh di malam 1 Muharram. Caranya pun cukup sederhana: menyiapkan segelas susu hangat, kemudian membaca doa berikut sebelum meminumnya:


اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْهِ وَزِدْنَا مِنْهُ


Allahumma baarik lanaa fiihi wazidnaa minhu

Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami di dalam air susu ini dan tambahlah keberkahan kami darinya."


Amalan ini tidak hanya dilakukan secara pribadi, tetapi juga bisa dijalankan bersama keluarga, murid, santri, atau masyarakat sekitar. Hal ini sebagaimana dicontohkan langsung oleh Abuya Sayyid Muhammad Alawy Al-Maliki, yang membagikan susu putih kepada para santrinya seraya berharap mereka mendapat keberkahan di tahun yang baru.


Dengan niat tafa’ul mengharap datangnya kebaikan, amalan minum susu putih ini menjadi sarana spiritual yang mendalam untuk menyambut tahun baru Islam. Sebuah warisan yang tidak hanya sarat simbolik, tetapi juga penuh makna kebersamaan, keberkahan, dan doa-doa baik untuk masa depan yang lebih cerah.