Warta

Pemprov Jateng Dorong Konsep Hybrid Sea Wall untuk Atasi Rob dan Abrasi di Demak

Rabu, 18 Juni 2025 | 10:00 WIB

Pemprov Jateng Dorong Konsep Hybrid Sea Wall untuk Atasi Rob dan Abrasi di Demak

Aksi Istighotsah warga NU Demak ditengah banjir rob. Ahad (15/6/2025)

Semarang, NU Online Jateng 

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong penerapan konsep Hybrid Sea Wall sebagai solusi jangka panjang dalam penanganan banjir rob dan abrasi pantai di wilayah pesisir Kabupaten Demak.

 

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyampaikan, konsep Hybrid Sea Wall yang diinisiasi oleh Tim Pengendalian Banjir Pasang Rob dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan.

 

“Konsep dari Undip ini jauh lebih hemat, tidak hanya menyelesaikan masalah rob, tetapi juga memulihkan ekosistem pesisir. Harapannya bisa diterapkan di seluruh wilayah Demak,” ungkap Gus Yasin dalam rapat koordinasi lintas sektoral penanganan banjir rob di ruang kerjanya, Senin (16/6/2025).

 

Ia menjelaskan, struktur Hybrid Sea Wall terdiri dari beton ringan berbentuk kelontong yang ditumpuk tiga lapis dan diisi dengan sedimen hasil pengerukan sungai. Media ini memungkinkan tumbuhnya tanaman mangrove secara alami, sehingga dapat membentuk kembali benteng alami di pesisir pantai.

 

Dengan pendekatan tersebut, Gus Yasin berharap proyek perpanjangan tanggul laut yang semula dirancang sepanjang 10 kilometer dapat ditambah menjadi 20 kilometer, bahkan hingga menjangkau wilayah Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.

 

“Insyaallah konsep ini akan kami bawa ke Kementerian PUPR untuk dibahas lebih lanjut. Jika layak secara teknis, bisa dijadikan dasar pembangunan tanggul yang lebih luas dan berkelanjutan,” tambahnya.

 

Sementara itu, Wakil Kepala LPPM Undip Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Achmad Zulfa Juniarto menjelaskan, konsep Hybrid Sea Wall terbukti efektif diterapkan di beberapa wilayah terdampak rob parah, seperti Desa Timbulsloko di Kecamatan Sayung, dan Desa Purworejo di Kecamatan Bonang, Demak.

 

“Sejak 2012, kami mulai menerapkan Hybrid Sea Wall di Timbulsloko. Dalam waktu enam tahun, tanaman mangrove tumbuh hingga 4–6 meter, dan berhasil mengembalikan sempadan pantai sejauh 100 meter. Tingkat keberhasilan pertumbuhan mencapai 90 persen,” terang Zulfa.

 

Ia menambahkan, keunggulan sistem ini terletak pada pendekatan berbasis alam, lapis ganda, dan efisiensi anggaran. Selain itu, konsep ini juga dapat memberdayakan masyarakat melalui edukasi penanaman dan pelestarian mangrove.