Mengenal Purworejo, Tempat Lahir Para Pahlawan yang Membentuk Indonesia
Ahad, 6 Juli 2025 | 14:00 WIB
Purworejo, NU Online Jateng
Kabupaten Purworejo di Jawa Tengah dikenal sebagai daerah yang subur, religius, dan berbudaya. Namun, lebih dari itu, Purworejo menyimpan kebanggaan besar sebagai tempat lahir para tokoh nasional yang telah membentuk perjalanan sejarah Indonesia, baik di bidang militer, hukum, maupun seni dan budaya.
Tak berlebihan jika Purworejo dijuluki sebagai "Tanah Para Pahlawan", karena dari sinilah lahir para pemimpin yang telah mengabdikan hidupnya untuk bangsa dan negara. Mereka adalah simbol semangat perjuangan, keteguhan prinsip, dan dedikasi tanpa batas.
Purworejo, yang telah melahirkan tokoh-tokoh besar bangsa, kini menjadi saksi bagi lahirnya kepemimpinan baru dalam tubuh organisasi thariqah di bawah naungan Nahdlatul Ulama.
Berikut beberapa tokoh penting yang lahir dan besar dari bumi Purworejo:
🔹 Jenderal Ahmad Yani
Lahir di Jenar, Purworejo, pada 19 Juni 1922, Ahmad Yani merupakan salah satu Pahlawan Revolusi Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok militer yang tegas dan memiliki integritas tinggi. Karier militernya dimulai sejak masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, hingga akhirnya menjabat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat.
Ahmad Yani gugur dalam peristiwa G30S/PKI pada 1 Oktober 1965. Namanya kini diabadikan sebagai nama jalan, stadion, dan institusi militer. Ia juga dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan menjadi simbol keberanian melawan pengkhianatan terhadap negara.
🔹 Jenderal Oerip Soemohardjo
Oerip Soemohardjo lahir pada 22 Februari 1893 di Sindurijen, Purworejo. Nama kecilnya adalah Mohammad Sidik. Ia merupakan tokoh sentral dalam pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Umum TKR dan menjadi figur penting dalam membentuk sistem komando militer nasional setelah Indonesia merdeka. Ketegasannya dalam menata tentara dan kedisiplinannya menjadikannya sosok panutan dalam sejarah militer Indonesia.
🔹 Kasman Singodimedjo
Kasman Singodimedjo lahir pada 25 Februari 1904 di Purworejo. Ia dikenal sebagai tokoh pergerakan, politisi, dan juga tokoh Muhammadiyah. Ia merupakan salah satu tokoh penting dalam proses penyusunan Undang-Undang Dasar 1945 serta anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Setelah proklamasi, Kasman diangkat sebagai Jaksa Agung pertama Republik Indonesia (1945–1946) dan pernah menjabat sebagai Menteri Muda Kehakiman dalam Kabinet Amir Sjarifuddin II. Ia juga merupakan Komandan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) dan Ketua KNIP, yang kemudian menjadi cikal bakal DPR RI. Kontribusinya di bidang hukum dan pemerintahan sangat menentukan arah awal perjalanan republik ini.
🔹 Sarwo Edhie Wibowo
Lahir pada 25 Juli 1925 di Purworejo, Sarwo Edhie Wibowo adalah tokoh militer yang dikenal luas karena keterlibatannya dalam penumpasan Gerakan 30 September (G30S) pada tahun 1965. Ia menjabat sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) saat itu, dan menjadi figur kunci dalam meredam gerakan kudeta.
Sarwo Edhie juga pernah menjabat sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, serta menjadi anggota MPR RI. Ia adalah ayah dari Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Putranya, Pramono Edhie Wibowo, juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
🔹 Wage Rudolf Supratman
Pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Supratman, lahir pada Jumat Wage, 19 Maret 1903 di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Purworejo. Meski kemudian dibesarkan di Jatinegara, Supratman tak lepas dari akar tanah kelahirannya yang sarat nilai perjuangan dan spiritualitas.
Karyanya, Indonesia Raya, pertama kali diperdengarkan pada Kongres Pemuda II tahun 1928, dan menjadi pemicu semangat persatuan nasional. Lagu ini kemudian diresmikan sebagai lagu kebangsaan Republik Indonesia.
Meski biografi WR Supratman masih banyak perdebatan dan simpang siur. Detiknews, (14/7/2024).
Purworejo tetap dikenal tidak hanya melahirkan pejuang fisik, tetapi juga pejuang kebudayaan dan persatuan.