Ketika engkau sedang khawatir menjadi orang fakir atau sedang berangan-angan tentang kekayaan, maka ketika dalam keadaan seperti itu lakukanlah sedekah, karena yang demikian adalah sebaik-baik sedekah.
Suatu saat, ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah SAW perihal momentum sedekah yang terbaik, lalu mendapatkan jawaban "sedekah yang baik adalah ketika seseorang sedang kondisi baik, sedang lagi kikir, takut fakir dan sedang berangan-angan tentang kekayaan.
Hadits nabi :
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا؟ قَالَ: «أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الفَقْرَ، وَتَأْمُلُ الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ، قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
Artinya :
Seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata: Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling besar pahalanya? Beliau menjawab: Engkau bersedekah ketika kondisi baik, merasa kikir, khawatir menjadi fakir, dan mengangankan kekayaan. Janganlah engkau menunda hingga sampainya (nyawa) ke tenggorokan. Engkau mengatakan, ‘untuk si fulan begini dan untuk si fulan begini’. Padahal, ia telah menjadi milik si fulan. (Muttafaqun alaih)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng