Upaya Merawat Jagad, LPBI NU Pekalongan Gagas Program Pesantren Hijau
Senin, 30 September 2024 | 14:00 WIB
Pekalongan, NU Online Jateng
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan KH Muslikh Khudlori menyampaikan bahwa pesantren harus menjadi pelopor untuk merawat jagad. Hal tersebut ia sampaikan pada Launching Program Penghijauan, Konservasi Tanah dan Mata air untuk Mitigasi Pengurangan Resiko Bencana yang diselenggarakan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PCNU Kabupaten Pekalongan, Ahad (29/9/2024).
Kiai Muslikh menjelaskan bahwa moto NU yakni merawat jagad membangun peradaban merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sejalan dengan hal tersebut, menurutnya hakikat tugas NU ialah membangun peradaban dan meningkatkan taraf kehidupan.
Pada kesempatan itu, Kiai Muslikh juga mendorong pondok pesantren agar turut mengambil peran dalam upaya menjaga kelestarian alam sebagai bentuk manifestasi moto NU untuk merawat jagad dan membangun peradaban.
“NU tidak bisa dilepaskan dari pesantren, karena itu pesantren harus bisa berbicara bagaimana merawat jagad. Pesantren memiliki potensi menjadi pelopor dalam program dan upaya merawat jagad. Santri pesantren itu dididik tidak hanya belajar teori, tetapi juga menekankan pentingnya amaliyah yang diiringi dengan akhlakul karimah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kiai Muslikh menekankan alasan pentingnya merawat jagad. Menurutnya, Allah swt menciptakan makhluk dengan karakter yang berbed-beda. Pertama, makhluk yang diberi akal, diberi perasaan dan dapat berkomunikasi, contohnya manusia. Kedua, makhluk yang diberi akal (berupa insting), diberi perasaan tapi tidak bisa berkomunikasi, contohnya hewan. Ketiga, makhluk tidak diberi akal, tidak bisa berkomunikasi tetapi diberi perasaan, contohnya pohon.
“Mengingat pentingnya upaya merawat jagad melalui konservasi hutan, maka santri harus didekatkan dengan hutan. Santri harus dikenalkan dengan hutan. Bukan untuk mengeksploitasi tetapi untuk bersama-sama menjaga kelestariannya. Karena itu, pesantren harus menjadi miniatur kehutanan dengan program pesantren hijau,” tuturnya.
Sementara itu, KH Tajuddin Shorih selaku pengasuh Pesantren Baitul Muqoddas, Kranji, Kedungwuni, Pekalongan menyambut baik kerja sama yang digagas LPBI NU Pekalongan untuk mewujudkan pesantren hijau. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang diberikan sehingga Pesantren Baitul Muqoddas dipilih sebagai salah satu Piloting Project Pesantren Hijau di Kabupaten Pekalongan.
“Sudah ada beberapa piloting project untuk upaya penghijauan baik di Paninggaran, Rogoselo dan akan berkembang ke daerah-daerah lain. Pondok Pesantren Baitul Muqoddas siap berkolaborasi dalam rangka menyukseskan program-program PCNU Kabupaten Pekalongan,” ujarnya.
Pada launching tersebut, Muhammad Eko Presetyo Ketua LPBI PCNU Kabupaten Pekalongan melaporkan bahwa terdapat tiga sasaran program yakni Program Pesantren Hijau berupa penyerahan bantuan bibit tanaman bagi pesantren-pesantren yang masih memiliki lahan kosong yang belum termanfaatkan. Selain itu, para santri juga akan dilatih dengan pertanian dan pembibitan.
Kemudian, Program Pendampingan Madrasah LP Maarif Adiwiyata, berupa pemberian bantuan kepada madrasah di bawah binaan LP Maarif NU guna mewujudkan madrasah yang hijau dan sehat. Serta, Program Pendampingan Pembibitan bagi kelompok tani NU. Semua upaya tersebut dalam rangka merealisasikan tugas utama LPBI NU yakni mitigasi pengurangan resiko bencana.
Kegiatan launching diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Lembaga-Lembaga di PCNU Kabupaten Pekalongan tentang lingkungan hidup dan meminimalisasi perubahan iklim. Kemudian, secara simbolis diserahkan bibit tanaman dari Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV kepada PCNU Kabupaten Pekalongan dan para Ketua Lembaga di Jajaran PCNU dilanjutkan penanaman bibit pohon di lingkungan Pondok Pesantren Baitul Muqoddas.
Sebagai informasi, kegiatan Launching Program Penghijauan ini dihadiri Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pekalongan KH Baihaqi Anwar, Ketua NU Peduli Kabupaten Pekalongan H Ahsin Hana, beserta jajaran Ketua Lembaga, antara lain Ketua LPBINU, RMI NU, LAZISNU, LPPNU, LP Maarif NU, LWPNU, LTNNU serta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan, Cabang Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Tengah Wilayah IV.
Kontributor: Syaikhul Alim