Regional

Rais Syuriyah PCNU Kota Pekalongan Tegaskan Ma’arif Benteng Pendidikan NU dalam Membangun Bangsa

Rabu, 13 Agustus 2025 | 10:00 WIB

Rais Syuriyah PCNU Kota Pekalongan Tegaskan Ma’arif Benteng Pendidikan NU dalam Membangun Bangsa

Penyerahan hadiah juara Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (PORSEMA) XIII LP Ma’arif PCNU Kota Pekalongan di Aula Kantor PCNU, Selasa (12/8/2025).

Pekalongan, NU Online Jateng

Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan, KH Hasan Su’aidi, menegaskan bahwa sekolah-sekolah di bawah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU menjadi garda terdepan dalam menjaga karakter religius dan nasionalis ala NU. Hal itu disampaikannya dalam acara penyerahan hadiah juara Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (PORSEMA) XIII LP Ma’arif PCNU Kota Pekalongan di Aula Kantor PCNU, Selasa (12/8/2025).


PORSEMA XIII LP Ma’arif PCNU Kota Pekalongan telah berlangsung dua hari, Sabtu–Ahad (9–10/8/2025), dengan pengumuman juara umum untuk tiga tingkatan pendidikan, yakni SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA, disampaikan pada Selasa.


Kiai Hasan menegaskan, tantangan zaman yang semakin kompleks menuntut pendidikan NU tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga memperkuat nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah dan semangat kebangsaan.


“Ma’arif adalah ujung tombak perjuangan NU di bidang pendidikan. Di tengah derasnya arus ideologi transnasional dan budaya global yang kadang tidak selaras dengan nilai-nilai ke-NU-an dan keindonesiaan, Ma’arif harus hadir sebagai penjaga, pelindung, sekaligus pengembang pendidikan yang memadukan keimanan, keilmuan, dan kebangsaan,” tegasnya.


Ia mencontohkan keteladanan KH Wahid Hasyim yang mengusulkan kepada Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari untuk memasukkan kurikulum pendidikan umum di Pesantren Tebuireng, termasuk pengajaran bahasa Belanda. Langkah tersebut menjadi awal kesetaraan pesantren dalam melahirkan pemimpin bangsa.


“Apa yang dicontohkan ini adalah inspirasi. Dunia hari ini sudah tanpa batas, maka Ma’arif harus beradaptasi dengan mengintegrasikan keilmuan agar dipercaya masyarakat, tanpa meninggalkan nilai dasar ke-NU-an dan ke-Aswaja-an,” jelasnya.


Kiai Hasan juga menekankan pentingnya kemandirian pendidikan NU yang dibangun atas kolaborasi LP Ma’arif dengan yayasan, orang tua, dan masyarakat. Ia mendorong kurikulum ke-NU-an dan ke-Aswaja-an dikelola langsung oleh Ma’arif dengan kualitas keilmuan yang terjaga, dicantumkan di rapor, dan ditandatangani oleh LP Ma’arif sebagai bukti kemandirian.


“NU punya prinsip al-muhafadzatu ‘ala al-qadimis shalih wa al-akhdu bi al-jadidil ashlah,” pungkasnya.


Dalam kesempatan tersebut, juga diserahkan bantuan pendidikan berupa 30 paket peralatan tulis dan santunan uang dari Badan Wakaf BRI serta LAZISNU PCNU Kota Pekalongan.

 

Penulis: Muhammad Ilman Nafia