Lakpesdam NU Pekalongan Gelar FGD, Rumuskan Arah Masa Depan Jam’iyyah NU
Rabu, 2 Juli 2025 | 06:00 WIB
Kota Pekalongan, NU Online Jateng
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema "Membaca Masa Depan NU: Menjaga Marwah Jam'iyyah, Membaca Cita-cita Arah Perjuangan Menuju Koherensi Tatakelola Organisasi NU” di Gedung Aswaja, Kantor PCNU Kota Pekalongan, Senin (30/6/2025).
FGD ini menjadi rangkaian menyambut Konferensi Cabang (Konfercab) NU Kota Pekalongan ke-19 dan dihadiri para akademisi, tokoh NU, serta pengurus NU dari tingkat Ranting, MWC, dan Cabang, termasuk perwakilan pesantren.
Ketua Lakpesdam PCNU Kota Pekalongan, Muhammad Ilman Nafia menyampaikan bahwa FGD ini merupakan momentum refleksi dan proyeksi NU ke depan sebagai organisasi yang kokoh menjaga nilai keislaman dan kebangsaan.
Ia menegaskan tiga positioning penting NU: sebagai penjaga nilai keislaman-keindonesiaan, basis sosial dan kultural, serta aktor strategis dalam kehidupan berbangsa.
"NU bukan sekadar organisasi sosial-keagamaan, tetapi benteng utama kebangsaan. Melalui masjid, madrasah, pesantren, dan banomnya, NU berkontribusi besar terhadap umat dan bangsa," ujar Ilman.
FGD ini, lanjutnya, diharapkan menjadi roadmap masa depan NU di Kota Pekalongan, terutama dalam menjawab tantangan zaman melalui strategi kultural dan digital.
Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid (UIN Gus Dur), Prof Zaenal Mustakim yang juga Mustasyar PCNU, dalam diskusi menegaskan pentingnya NU sebagai penjaga keutuhan NKRI.
Ia menyoroti kiprah historis PCNU Kota Pekalongan yang telah eksis sejak 25 Agustus 1928 dan selalu konsisten melawan paham radikal demi menjaga keutuhan bangsa.
“NU Pekalongan ini bukan organisasi kaleng-kaleng. Konsistensinya dalam menjaga tradisi sekaligus membuka diri pada langkah-langkah progresif harus terus dijaga,” ujarnya.
Prof Zaenal berharap kepemimpinan NU ke depan memiliki akar tradisi yang kuat, wawasan internasional, serta kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang baik. “NU butuh figur naibul ummah, penjaga sanad dan penggerak umat,” tegasnya.
Sementara Ketua PCNU 2017–2024, H Muhtarom, mengingatkan pentingnya memahami cara ber-NU yang sejati, yakni sebagai santrinya para pendiri NU, berpegang pada Qanun Asasi, AD/ART dan Perkum NU.
“NU tidak boleh dikelola semaunya, tapi harus taat pada garis perjuangan jam’iyyah,” katanya.
Ia menambahkan, pengurus dan pimpinan ke depan perlu memperkuat koherensi organisasi sekaligus bergerak menuju peradaban baru yang sesuai garis haluan NU.
Dalam forum ini, peserta dari berbagai banom seperti Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, IPNU-IPPNU, serta pengurus MWC dan PRNU turut menyampaikan gagasan strategis bagi masa depan NU Pekalongan.
Beberapa isu penting yang mengemuka antara lain:
1. Pendirian Rumah Sakit atau Klinik Pratama NU,
2. Rebranding lembaga pendidikan NU,
3. Digitalisasi sistem organisasi dan dakwah,
4. Integrasi kaderisasi NU,
5. Penguatan jam’iyyah dan pelayanan umat.
Terpopuler
1
MI Ma’arif NU Al Falah Karangnongko Klaten Tekankan Pendidikan Karakter dan Hidup Sederhana
2
Pulihkan Ekosistem Air, Ansor Pituruh Purworejo Tebar 1.600 Benih Ikan di Tiga Titik
3
Siti Aminah Kembali Pimpin PR Fatayat NU Kedungwaru Kidul Demak Masa Khidmah 2025-2028, Siap Perkuat Kaderisasi di Periode Kedua
4
JQHNU Wonosegoro Boyolali Perkuat Hafalan dan Silaturahmi Lewat Rutinan
5
GP Ansor Kabupaten Pemalang Gelar Konfercab, Kukuhkan Regenerasi dan Penguatan Peran Strategis Pemuda
6
Harlah ke-75 Fatayat NU Wonosobo, Dorong Kader Jadi Perempuan Cantik Hati dan Berdaya
Terkini
Lihat Semua