Regional

Pentingnya Sikap Moderat di Kalangan Milenial

Rabu, 23 Maret 2022 | 19:00 WIB

Pentingnya Sikap Moderat di Kalangan Milenial

ilustrasi toleransi (sumber: 1001Indoenesia)

Surakarta, NU Online Jateng
Munculnya beberapa kelompok yang mendukung gerakan radikalisme dan intoleran menjadi keprihatinan bersama. Dalam situasi tersebut, inisiasi tentang gerakan beragama dengan santun dan toleran menjadi sangat penting dan harus dirawat secara terus menerus. Termasuk dalam hal ini, dari kaum milenial.

“Anak muda yang moderat dan toleran perlu berani bersuara untuk mengimbangi suara intoleran dan radikal ekstrem,” ungkap Peneliti Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara (PPM PIN) UIN Raden Mas Said Surakarta, Nur Kafid, pada acara diskusi buku Indonesia, Pancasila dan Moderasi Beragama yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (23/3) siang.

Dikatakan, salah satu upaya yang muncul dari kalangan milenial untuk melawan kelompok intoleran, yakni melalui gerakan literasi. Gerakan literasi ini, lanjut Nur Kafid, merupakan aktivitas tanpa menggunakan kekerasan sebagai respons atas berbagai peristiwa radikal ekstrem yang biasanya dilakukan dengan kekerasan.

Direktur Pusat Studi Islam Nusantara STAI Yogyakarta Hudan Mudaris mengatakan, gerakan Islam yang santun dan toleran dengan menempatkan literasi beragama sebagai aspek penting agar generasi milenial berani bersuara.

“Literasi adalah kunci. Apalagi dalam konteks kampanye moderasi beragama, maka generasi milenial perlu paham hal ihwal moderasi sehingga bisa ikut serta dalam kampanye moderasi,” ujar Hudan.

Ketua Pusat Publikasi Ilmiah dan Penerbitan LPPM UIN Raden Mas Said Surakarta Zainal Anwar mengatakan, terbitnya buku Indonesia, Pancasila dan Moderasi Beragama yang merekam kegiatan kampanye LISAN yakni Literasi Islam Santun dan Toleran menjadi sangat penting.

"Karena pentingnya gerakan Islam santun dan toleran ini, maka perlu didokumentasi agar bisa menjadi inspirasi dan bisa dibaca oleh banyak pihak. Dalam bahasa pesantren, pengetahuan itu perlu diikat dengan tulisan. Tidak hanya menjadi inspirasi, buku ini menjadi bukti bahwa di Soloraya juga ada gerakan kampanye moderasi yang melibatkan generasi milenial,” kata Zainal.

Ditambahkan, acara diskusi bertajuk 'Indonesia, Pancasila dan Moderasi Beragama: Gerakan Literasi Islam Santun dan Toleran di Solo Raya' ini terselenggara atas kerja sama Pusat Publikasi Ilmiah dan Penerbitan LPPM UIN RMS Surakarta, Pusat Studi Islam Nusantara STAI Yogyakarta, Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara (PPM PIN) UIN RMS dan islamsantun.

Turut hadir dalam diskusi ini Ketua LPPM UIN Raden Mas Said Surakarta Zainul Abas dan Ketua STAI Yogyakarta Diah Mintasih.

Pengirim: Agus Wedi