MUI-Baznas Akan Bentuk Forum Pembinaan Mualaf se-Indonesia
Senin, 17 Februari 2025 | 15:00 WIB

FOTO BERSAMA: Ketua Baznas RI Prof Dr KH Noor Achmad MA, Ketua Bidang Dakwah MUI Pusat KHM Cholil Nafis, Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji dan Sekretaris Umum MUI KH Muhyiddin foto bersama dengan peserta Jambore Dakwah Mualaf di Asrama Haji Donohudan, Jumat malam (14/2/2025)
Boyolali, NU Online Jateng
Terinspirasi dari kegiatan Jambore Mualaf se-Jawa Tengah dan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Dakwah (Mualaf Center) MUI se-Indonesia, Ketua Baznas RI Prof KH Noor Achmad, mengungkapkan rencana pembentukan Forum Pembinaan Mualaf se-Indonesia.
"Insya Allah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI akan segera membentuk Forum Pembinaan Mualaf se-Indonesia. Lembaga ini dirasa sangat penting dan bermanfaat untuk pembinaan mualaf," ungkap Noor Achmad usai memberikan pembinaan kepada peserta Jambore Dakwah Mualaf se-Jawa Tengah di Gedung Muzdalifah, Asrama Haji Donohudan, Boyolali, pada Jumat malam (14/2/2025).
Dalam acara tersebut, Ketua Baznas RI menyampaikan materi tentang "Badan Amil Zakat Nasional dan Ashnaf Mualaf," sedangkan Ketua Bidang Dakwah MUI Pusat KHM Cholil Nafis membahas "Strategi Dakwah Mualaf di Indonesia."
Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji yang juga Ketua Baznas Jawa Tengah, menjelaskan bahwa Jambore Dakwah Mualaf se-Jawa Tengah dan Rakornas Komisi Dakwah (Mualaf Center) MUI se-Indonesia ini merupakan yang pertama kali diadakan di Indonesia.
"Alhamdulillah, kegiatan ini diikuti lebih dari 550 peserta yang terdiri atas mualaf, Pengurus Rumah Mualaf MUI, Ketua MUI, dan Ketua Baznas Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. Jambore ini bukan hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi sarana pembinaan dan pemantapan mental spiritual," jelas Kiai Darodji.
Prof Noor Achmad memberikan apresiasi tinggi terhadap Jambore Mualaf yang diselenggarakan atas kerja sama Baznas Provinsi Jawa Tengah dengan MUI Jawa Tengah.
"Baznas RI menghimbau agar dibentuk Forum Kerja Sama Pembinaan Mualaf antara Baznas dan MUI di setiap daerah. Apa yang dilakukan Jawa Tengah adalah contoh terbaik untuk diikuti seluruh Indonesia," tegasnya.
Kegiatan ini, lanjutnya, bertujuan untuk mengoordinasikan dan mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mualaf.
"Mualaf memiliki tantangan besar dalam pengembangan diri, baik di bidang sosial maupun ekonomi. Oleh sebab itu, mereka memerlukan komunitas untuk bersosialisasi sekaligus mengembangkan bidang ekonominya," jelas Ketua Yayasan Wahid Hasyim Semarang itu.
Prof Noor Achmad menambahkan bahwa Baznas telah membentuk sentra dan komunitas mualaf untuk penguatan ekonomi melalui berbagai program, seperti pertanian dan usaha mikro kecil menengah.
"Meskipun belum menyeluruh, langkah ini diharapkan menjadi contoh yang bisa terus dikembangkan," imbuhnya.
Selain penguatan ekonomi, mualaf juga memerlukan bimbingan keagamaan.
"MUI adalah komunitas dan pembimbing yang tepat untuk memastikan mualaf mendapatkan pendidikan keagamaan yang sesuai dengan Islam Wasathiyah, Islam yang ramah dan mencintai sesama," ujar Noor Achmad.
Menurutnya, mualaf juga sering menghadapi masalah hukum terkait status mereka. Oleh karena itu, advokasi sangat diperlukan agar mereka tidak merasa sendirian menghadapi permasalahan tersebut.
Sementara itu, Ketua Bidang Dakwah MUI Pusat KH M Cholil Nafis menegaskan bahwa tugas MUI adalah memberikan bimbingan dan perlindungan kepada masyarakat, termasuk mualaf.
"Para mualaf harus dipastikan mendapatkan bimbingan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah. Mereka dibimbing dalam aspek akidah dan ekonomi, karena sering kali masalah sosial dan ekonomi menjadi tantangan terbesar mereka," kata Kiai Nafis.
Ia menambahkan bahwa mualaf sering kali menghadapi konflik dengan keluarga besar setelah memeluk Islam.
"MUI bersama Baznas harus membimbing mereka dalam aspek keagamaan, spiritual, sosial, dan ekonomi," tegasnya.
Penulis: Agus Fathuddin