Katib Syuriyah PBNU: Merawat Umat Melalui Organisasi yang Kuat
Kamis, 8 Mei 2025 | 08:00 WIB
Boyolali, NU Online Jateng
Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Aunullah A’la Habib menegaskan bahwa akhlak dalam menjalin hubungan vertikal kepada Allah maupun horizontal kepada sesama manusia harus terorganisasi dengan baik. Kedua aspek ini, menurutnya, merupakan bagian dari upaya untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.
Hal itu disampaikan dalam Pengajian Halal Bihalal dan Pelantikan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU, dan PAC Fatayat NU Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, yang digelar di NU Center Wonosegoro, Ahad (4/5/2025).
"Itu (keduanya) harus diorganisir. Maka ada tata cara. Menurut guru saya Syaikh Ali Jum'ah yang pernah menjadi mufti di Mesir mengatakan, bab fiqih di Al-Qur’an dan Hadis itu hanya 5 persen, selebihnya adalah bab akhlak dan aqidah. Akhlak itu juga kaitannya dengan manusia lain yang harus diorganisir," tutur Gus Aun.
Gus Aun menjelaskan, umat Nabi Muhammad SAW awalnya hanya berada di Madinah, namun kemudian berkembang hingga ke Nusantara. Berdasarkan data Lembaga Survei Indonesia (LSI) tahun 2023, warga NU disebut berjumlah 56,9 persen dari sekitar 280 juta penduduk Indonesia.
"Warga NU tidak sekadar yang sarungan. Tebaran warga NU ada di mana-mana. Maka kita memiliki tanggung jawab untuk membimbing mereka dalam hal keagamaan (diniyah) maupun kemasyarakatan (ijtima’iyah)," jelasnya.
Karena itulah, menurut Gus Aun, sejak awal Nahdlatul Ulama telah menetapkan diri sebagai jam’iyah diniyah ijtima’iyah, yaitu organisasi yang memikirkan urusan agama sekaligus urusan sosial kemasyarakatan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa semua negara memiliki core values atau nilai dasar. Di Indonesia, nilai tersebut adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Survei menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen masyarakat Indonesia menjadikan agama sebagai nilai paling penting.
"Jadi, core dari bangsa Indonesia ada di Ketuhanan Yang Maha Esa. Otomatis NU harus bertanggung jawab dalam mendistribusikan informasi keagamaan kepada warga NU," tandasnya.
Dengan sebaran warga NU yang sangat luas, Gus Aun menekankan bahwa tidak ada cara lain untuk merawat umat Rasulullah SAW yang dititipkan kepada NU, selain dengan membangun organisasi yang kuat.
Sementara itu, Wakil Bupati Boyolali, Dwi Fajar Nirwana turut memberikan apresiasi kepada para pengurus MWCNU, PAC Muslimat NU, dan PAC Fatayat NU Wonosegoro yang baru saja dilantik. Ia berharap kepengurusan ini dapat menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan.
"Semoga amanah ini bisa dijalankan dengan penuh tanggung jawab, keikhlasan, dan tentu dengan semangat khidmat untuk kemaslahatan umat," ujarnya.
Menurutnya, NU bukan hanya organisasi keagamaan, tetapi juga kekuatan sosial budaya yang telah terbukti mampu menjaga keutuhan bangsa dan negara, serta membangun masyarakat dari tingkat akar rumput.
"MWCNU Wonosegoro mempunyai peran yang sangat strategis dalam kegiatan keagamaan, pendidikan, maupun sosial kemasyarakatan. Tentunya sinergitas dan kolaborasi yang sudah terjalin dengan baik ini bisa terus ditingkatkan," harapnya.