Regional

Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil

Rabu, 21 Mei 2025 | 08:00 WIB

Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil

LPBINU Pati mengubah abu sisa pembakaran sampah menjadi bahan baku paving block

Pati, NU Online Jateng

Inovasi pengelolaan sampah terus dikembangkan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Satkoryon Trangkil. Melalui Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Santri Bumi Telon, mereka berhasil mengubah abu sisa pembakaran sampah menjadi bahan baku paving block.


Upaya ini menjadi langkah konkret dalam menciptakan lingkungan yang bersih sekaligus memberi nilai tambah dari limbah yang sebelumnya dianggap tidak bermanfaat. Proses pembuatan paving dilakukan dengan mencampur abu pembakaran sampah dengan bahan lain seperti semen dan pasir, menghasilkan produk yang kokoh dan layak digunakan.


Ketua LPBI NU Trangkil, Hanafi, menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk inovasi pengelolaan sampah yang kreatif dan berdaya guna. 


"Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih serta memberikan solusi kreatif dalam pengelolaan sampah," ujarnya kepada NU Online Jateng pada Sabtu, (17/05/2025).


Sinergi dengan Banser Satkoryon Trangkil juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Banser terlibat langsung dalam proses pengumpulan dan pengolahan abu hingga siap diproses menjadi paving block. Kolaborasi ini sekaligus memperkuat semangat gotong royong dalam menjaga lingkungan.


Inspirasi pengolahan limbah ini semakin diperkuat melalui studi banding ke TPS Al Anwar 2 Sarang, Rembang, yang dilakukan oleh pengurus MWC NU dan LPBI NU Trangkil. Kunjungan tersebut membuka wawasan baru mengenai praktik pengelolaan sampah yang efektif dan inovatif, termasuk teknik pemanfaatan abu sebagai bahan bangunan.


“Studi banding ke Sarang memberikan wawasan baru yang sangat bermanfaat dan dapat kami adaptasi di TPS Santri Bumi Telon,” ujar salah satu pengurus.


Pengelola TPS, Syamsul Huda, menjelaskan bahwa saat ini mereka menggunakan komposisi paving dengan perbandingan 1/4 timbo semen, 1 timbo pasir, dan 1 timbo abu. Namun, pihaknya tengah menguji coba formula baru dengan menaikkan kadar abu menjadi 2 timbo dan 1 timbo pasir, untuk melihat efeknya terhadap kekuatan dan daya tahan paving.


"Upaya ini merupakan eksperimen untuk melihat apakah peningkatan kadar abu dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam aspek kekuatan dan efisiensi," jelas Syamsul Huda.


Dengan inovasi ini, TPS Santri Bumi Telon menjadi contoh pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat. Tidak hanya berdampak pada kebersihan lingkungan, program ini juga membuka peluang ekonomi baru melalui produksi paving yang ramah lingkungan.


Ke depan, program ini diharapkan dapat dikembangkan lebih luas dan menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam menciptakan pengelolaan sampah yang lebih hijau, berkelanjutan, dan memberdayakan masyarakat.