Pesantren

Kemah Ukhuwah Santri Perkuat Solidaritas dan Kemandirian

Rabu, 1 Januari 2025 | 11:00 WIB

Kemah Ukhuwah Santri Perkuat Solidaritas dan Kemandirian

MTMH gelar kegiatan Kemah Ukhuwah Santri pada Kamis (28/12/2024).

Wonosobo, NU Online Jateng

Sebanyak 124 santri Madrasah Diniyah (Maddin) Majelis Tarbiyah Manaarul Huda (MTMH) Desa Kembaran, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, mengikuti kegiatan Kemah Ukhuwah Santri pada Kamis (28/12/2024). Kegiatan ini bertujuan mempererat tali silaturahmi antar santri sekaligus membangun solidaritas.


Pengasuh MTMH, Kiai Shobar Usman, menjelaskan bahwa kemah ukhuwah ini merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tiga tahun sekali. Kegiatan tersebut dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan kedisiplinan sebagai bekal santri dalam kehidupan bermasyarakat.


“Dimulai sejak 2018, waktu itu sebenarnya terinspirasi dari salah satu pondok yang ada di Magelang. Kemudian kami amati, tiru, dan modifikasi. Sehingga terselenggaralah kemah ukhuwah ini. 2024 ini masuk jilid ke-3 kemah dilaksanakan,” ungkapnya.


Menurut Kiai Shobar, perkemahan ini juga menjadi langkah awal dalam membangun kemandirian santri di tengah tantangan era digital. Ia menilai, perkemahan ini menjadi salah satu cara untuk tetap menyampaikan pesan-pesan agama secara baik dan benar.


“Peran santri di masyarakat tentunya sangat luas dan penting. Perkemahan ini barangkali menjadi salah satu langkah mendorong kebermanfaatan santri pada diri sendiri, seperti kedisiplinan saat makan, shalat, atau kegiatan pembelajaran yang sudah dijadwalkan. Kemudian, bagi lingkungan, implementasinya dengan ikut kerja bakti,” jelasnya.


Ia juga mengapresiasi antusiasme masyarakat Dusun Kembaran yang memberikan dukungan terhadap kegiatan ini. Tidak sedikit warga yang turut menyumbang bahan-bahan kebutuhan pokok, seperti bahan makanan dan beras, sebagai bentuk perhatian atas terselenggaranya kemah ukhuwah ini.

Kiai Shobar berharap, kegiatan ini dapat menjadi semangat perjuangan bersama untuk menegakkan kalimat tauhid. Sebagai pengasuh, ia memiliki visi agar madrasah terus berkembang dengan mengutamakan kreativitas tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman.


“Tentu sejalur seiring dengan makna al-muhafadhotu 'ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Memelihara budaya lama yang baik dan mengambil budaya baru yang lebih baik. Terima kasih juga atas kerja sama semua pihak yang turut menyukseskan acara ini, baik dari segi waktu, tenaga, maupun finansial,” pungkasnya.

Penulis: Ulfiyatun Nadhifah