Nasional

Pengurus Lembaga Falakiyah PBNU Dikukuhkan Jadi Guru Besar UIN Walisongo

Rabu, 24 Juli 2024 | 13:30 WIB

Pengurus Lembaga Falakiyah PBNU Dikukuhkan Jadi Guru Besar UIN Walisongo

Prof KH Ahmad Izzuddin saat menerima SK guru besar dari Rektor UIN Walisongo Prof Nizar di Auditorium Tgk Ismail Ya'kub UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/7/2024). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube UIN Walisongo).

Semarang, NU Online Jateng

Anggota Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) KH Ahmad Izzuddin dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu falak Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Pengukuhan ini digelar di Auditorium Tgk Ismail Ya’kub, UIN Walisongo, Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/7/2024).


Pengukuhan itu ditandai dengan pelantikan dan penyerahan SK guru besar, serta pengalungan samir yang dilakukan Rektor UIN Walisongo Prof H Nizar kepada Prof KH Ahmad Izzuddin.


Dalam pengukuhannya, Kiai Izzuddin menyampaikan pidato berjudul “Teori Arah Menghadap Kiblat: Upaya Mencari Teori Arah yang Relevan dan Akurat”. Menurutnya, teori yang paling tepat dan akurat digunakan untuk menentukan arah kiblat adalah teori Geodesi dan teori trigonometri, bukan teori navigasi.


“Karena kita ketika shalat, posisi musholli akan tetap lurus dengan titik pusat bumi. Sehingga, otomatis jika berdiri dengan perhitungan sudut trigonometri bola, akan menghadap lurus ke Ka’bah dalam segala gerakan shalatnya,” kata akademisi asal Jekulo, Kudus, Jawa Tengah itu.


Pasalnya, tidak dapat digunakan dalam perhitungan arah kiblat sebab mengacu pada arah perjalanan. Pun, teori navigasi juga tidak sesuai dengan arah menghadap kiblat dalam istilah fiqih mengingat teori ini tidak dapat teraplikasi dalam ibadah shalat.


“Setiap orang berdiri di atas permukaan bumi, termasuk ketika melakukan shalat akan tertarik oleh gaya gravitasi sehingga ia akan berdiri tegak urus. Sehingga acuan yang digunakan dalam ibadah shalat adalah titik pusat bumi. Dalam kondisi demikian bila yang digunakan adalah teori navigasi maka arahnya tidak dapat masuk mengarah ke Ka’bah karena arah yang dituju bukan arah menghadap,” jelasnya.


Prof Izzuddin merupakan akademisi bidang ilmu falak yang mengenyam pendidikan di sejumlah pesantren, di antaranya Pondok Pesantren Al-Falah Mojo, Kediri, Jawa Timur. Ia juga mengaji ke sejumlah kiai di Jawa. Ia pun mendirikan Pondok Pesantren Lifeskill Daarun Najaah di Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah. Ia juga didapuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Pesantren Falak Indonesia sampai sekarang.


Di bidang akademik, Prof Izzuddin menerbitkan sejumlah buku mengenai ilmu falak, seperti “Ilmu Falak Praktis”, “Fiqih Hisab Rukyah”, “Sistem Penanggalan”, “Fiqih Hisab Rukyah di Indonesia: Upaya Penyatuan Mazhab Rukyah dengan Mazhab Hisab”, dan “Akurasi Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat”. Ia juga dipercaya sebagai Ketua Asosiasi Dosen Falak Indonesia. Di lingkungan UIN Walisongo Semarang, ia juga pernah mengemban amanah sebagai Wakil Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, pernah juga menjadi Ketua Program Studi Magister Ilmu Falak.


Di NU, Prof Izzuddin tidak hanya aktif di bidang falak di tingkat pusat, ia juga merupakan Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang setelah periode sebelumnya menjadi Katib Syuriyah. Pada tahun 2003-2008, ia pernah mengemban amanah sebagai Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah.