Keislaman

Ini 7 Anjuran Sunah Sebelum Shalat Jumat

Kamis, 8 Agustus 2024 | 12:00 WIB

Ini 7 Anjuran Sunah Sebelum Shalat Jumat

Ilustrasi (Doc. NU Online)

Semarang, NU Online Jateng

Jumat merupakan hari yang memiliki banyak keistimewaan dalam Islam. Terdapat beberapa ibadah yang secara khusus dianjurkan oleh syariat untuk dilaksanakan pada hari Jumat. Oleh karena itu, hari Jumat seringkali disebut dengan hari ibadah. 


Bagi umat muslim yang hendak melaksanakan shalat Jumat, terdapat 8 sunah yang dapat dilakukan diantaranya sebagai berikut: 


Pertama, mandi Jumat. Sunah tersebut sebagaimana HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban yang artinya “Barangsiapa dari laki-laki dan perempuan yang menghendaki Jumat, maka mandilah. Barangsiapa yang tidak berniat menghadiri Jumat, maka tidak ada anjuran mandi baginya”.


“Dari hadits shahih tersebut, ulama merumuskan bahwa disunnahkan melaksanakan mandi Jumat bagi orang yang berniat melaksanakan shalat Jumat, meskipun Jumat tidak diwajibkan baginya,” tulis Ustadz M Mubasysyarum Bih pada tulisannya di NU Online berjudul 8 Adab Umum Muslim di Hari Jumat, dikutip Kamis (8/8/2024). 


Hal tersebut menjelaskan bahwa kesunnahan mandi Jumat tidak hanya berlaku bagi laki-laki yang diwajibkan melakukan shalat Jumat, namun juga berlaku bagi anak kecil, hamba sahaya, perempuan dan musafir yang berniat menghadiri shalat Jumat, meskipun mereka tidak diwajibkan melaksanakan shalat Jumat.


Waktu pelaksanaan mandi Jumat dapat dimulai sejak terbit fajar shadiq hingga pelaksanaan shalat. Namun, lebih utama dilakukan menjelang keberangkatan menuju tempat shalat Jumat. 


Kedua, bergegas hadir menuju tempat shalat Jumat. Mubasysyarum kembali menuliskan bahwa seseorang yang lebih awal berangkat shalat Jumat mendapatkan pahala melebihi orang yang datang setelahnya.  


Hal tersebut sebagaimana Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim yang berbunyi “Barangsiapa yang mandi seperti mandi junub pada hari Jumat, kemudian pada waktu pertama ia berangkat Jumat, maka seakan ia berkurban unta badanah. Dan barangsiapa berangkat Jumat pada waktu kedua, seakan berkurban sapi. Dan barangsiapa berangkat Jumat pada waktu ketiga, seakan berkurban kambing yang bertanduk. Dan barangsiapa berangkat Jumat pada waktu keempat, seakan berkurban ayam. Dan barangsiapa berangkat Jumat pada waktu kelima, seakan berkurban telur. Saat imam keluar berkhutbah, malaikat hadir seraya mendengarkan khutbahnya”. 


Ketiga, memakai pakaian putih. Anjuran untuk memakai pakaian putih ini sebagaimana termaktub dalam HR. al-Tirmidzi yang artinya “Pakailah dari pakaian kalian yang berwarna putih. Karena sesungguhnya pakaian putih termasuk pakaian terbaik bagi kalian”.


Lebih lanjut, Mubasysyarum menuliskan “Lebih utama mengenakan pakaian putih dengan kualitas terbaik dan yang terbaru,” tulisnya.  


Keempat, membersihkan badan dan memakai parfum. “Pada hari Jumat, sunah membersihkan badan dengan mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, menggunting kumis, memotong kuku, bersiwak dan menghilangkan bau badan. Beberapa hal tersebut disunhkan karena mengikuti sunah Nabi,” tulis Mubasysyarum. 


Lebih lanjut, dijelaskan tidak ada ketentuan khusus mengenai parfum yang dipakai saat Jumatan. Namun, lebih utama memakai minyak misik. Anjuran memakai minyak wangi ini berlaku untuk selain orang yang berpuasa, orang yang sedang ihram dan perempuan. Adapun bagi orang yang berpuasa dan perempuan, dimakruhkan baginya mengenakan parfum. Sedangkan bagi orang yang tengah menjalankan ibadah ihram haji atau umrah, hukumnya haram.


Kelima, berjalan menuju tempat Jumat dengan tenang. Yang dimaksud tenang di sini adalah pelan-pelan dalam berjalan dan bergerak serta menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat. 


Anjuran ini berdasarkan HR. al-Tirmidzi dan al-Hakim yang artinya “Barangsiapa membasuh pakaian dan kepalanya, mandi, bergegas jumatan, menemui awal khutbah, berjalan dan tidak menaiki kendaraan, dekat dengan Imam, mendengarkan khutbah dan tidak bermain-main, maka setiap langkahnya mendapat pahala berpuasa dan shalat selama satu tahun”.


Keenam, membaca Al-Quran atau berdzikir. “Anjuran ini dilakukan saat perjalanan menuju tempat Jumat dan saat berada di tempat pelaksanaan Jumat. Ayat al-Qur’an yang utama dibaca adalah surat al-Kahfi. Adapun berdzikir, yang lebih utama adalah membaca shalawat Nabi,” tulis Mubasysyarum.


Ketujuh, diam saat khutbah berlangsung. Bagi jamaah Jumat yang mendengarkan khutbah, disunahkan baginya untuk tidak berkata apa pun termasuk dzikir. 


“Sedangkan bagi jamaah yang tidak mendengarkan khutbah misalkan karena jauh, maka anjuran berdiam diri baginya adalah dengan tidak berbicara, namun baginya disunahkan untuk berdzikir,” jelas Mubasysyarum.