Regional

Tingkatkan Profesionalisme Takmir, MWCNU Tarub Gelar Workshop Pengelolaan Masjid

Selasa, 4 Februari 2025 | 11:00 WIB

Tingkatkan Profesionalisme Takmir, MWCNU Tarub Gelar Workshop Pengelolaan Masjid

Workshop Manajemen Pengelolaan Masjid pada Ahad (2/1/2025).

Tegal, NU Online Jateng

Dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan masjid, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Tarub menyelenggarakan Workshop Manajemen Pengelolaan Masjid pada Ahad (2/1/2025). Kegiatan ini diinisiasi oleh Lembaga Takmir Masjid (LTM) MWCNU Tarub dengan menghadirkan Ali Sobirin El Muannatsy, mantan Sekretaris LTM PBNU pada masa kepemimpinan KH Said Aqil Siroj.


Workshop ini bertujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai manajemen masjid yang profesional dan komprehensif. Ketua panitia, H M Imamudin, dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam suksesnya acara ini, termasuk antusiasme dari masing-masing Pengurus Ranting NU yang hadir.


"Masjid adalah aset besar umat Islam yang sering terabaikan. Dengan adanya workshop ini, diharapkan para pengurus masjid dapat lebih profesional dalam mengelola masjid, baik dari segi administrasi, kebersihan, pemberdayaan ekonomi, hingga sosial keumatan. Nantinya, pasca kegiatan ini akan ada tindak lanjut berupa pemantauan dan pendampingan agar hasilnya lebih optimal," jelasnya.


Dalam paparannya, Ali Sobirin El Muannatsy menyampaikan konsep pengelolaan masjid yang komprehensif berdasarkan makna doa Allāhumma salāmatan fī dīnī, wa ‘āfiyatan fī jasadī, wa ziyādatan fī ‘ilmī, wa barakatan fī rizqī, wa taubatan qablal mawt, wa raḥmatan ba’dal mawt. Doa ini mengandung filosofi mendalam yang dapat diterapkan dalam pengelolaan masjid secara holistik.


Konsep tersebut mencakup enam aspek utama: (1) penguatan pendidikan agama, (2) kebersihan dan kesehatan lingkungan masjid, (3) pengembangan ilmu pengetahuan, (4) pemberdayaan ekonomi jamaah, (5) pembinaan spiritual untuk taubat, dan (6) aktivitas sosial yang berorientasi pada amal jariyah. Dengan menerapkan konsep ini, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, sosial, dan pemberdayaan ekonomi.


Ali Sobirin menegaskan bahwa masjid harus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah. Salah satu upayanya adalah dengan memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan administrasi, meningkatkan transparansi keuangan, serta menciptakan program-program inovatif yang menarik generasi muda agar lebih aktif di masjid.


Workshop ini juga membuka sesi diskusi, di mana para peserta berbagi pengalaman dan tantangan dalam mengelola masjid. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain keterbatasan sumber daya manusia yang kompeten, minimnya dana operasional, serta rendahnya partisipasi jamaah dalam kegiatan masjid.


Sebagai tindak lanjut, panitia berencana melakukan monitoring dan pendampingan kepada pengurus masjid di berbagai ranting NU. Harapannya, dengan adanya pemantauan ini, setiap masjid dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dan terus meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaannya.


Workshop ini menjadi momentum penting bagi para takmir dan pengurus masjid di Kecamatan Tarub untuk memperkuat peran masjid dalam kehidupan masyarakat. Dengan pengelolaan yang lebih baik, masjid dapat menjadi pusat peradaban Islam yang tidak hanya berorientasi pada ibadah, tetapi juga membangun kesejahteraan umat.