• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Regional

Prihatin Tragedi Wadas Purworejo, PW dan PCNU se-Jateng Istighotsah dan Doa Prihatin 

Prihatin Tragedi Wadas Purworejo, PW dan PCNU se-Jateng Istighotsah dan Doa Prihatin 
Kegiatan istighotsah PWNU dan PCNU se-Jateng untuk tragedi Wadas Purworejo (Foto: Dok)
Kegiatan istighotsah PWNU dan PCNU se-Jateng untuk tragedi Wadas Purworejo (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jawa Tengah menggelar istighotsah dan doa prihatin korban musibah yang menimpa warga Wadas, kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.


Sekretaris PWNU Jawa Tengah KH Hudallah Ridwan Naim mengatakan, doa bersama yang berlangsung di Aula PWNU Jateng tidak ada tendensi untuk membela salah satu pihak yang bersikap pro dan kontra pembangunan proyek strategis waduk Wadas yang membelah sikap warga.


"PWNU dan PCNU se-Jateng tidak menolak atau anti pembangunan waduk wadas, tapi menyesalkan cara-cara yang ditempuh aparat keamanan dalam menyelesaikan perbedaan sikap warga yang pro dan kontra terkait proyek waduk wadas," kata Gus Huda di Semarang, Jumat (11/2).


Disampaikan, akibat cara-cara penyelesaian represif itu menjadikan situasi tidak kondusif, suasana masyarakat semakin mencekam.


"Karena itulah, melalui istighotsah ini  semoga Allah SWT menurunkan pertolongan, warga Wadas yang sebagian besar Nahdliyin dan saat ini saling berhadap-hadapan bisa rukun kembali," ucapnya.


Dia menambahkan, yang lebih tragis lagi akibat suasana mencekam itu ada sebagian warga yang trauma dan ketakutan ini berdampak mengganggu aktivitasnya sehari-hari sehingga pendapatannya berkurang.


"Peristiwa penangkapan berakibat terganggunya mata pencaharian warga yang berprofesi sebagai pekerja harian, mereka terancam tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.


Karena itu PWNU Jateng memohon kepada semua pihak bersama-sama menahan diri, khusus kepada pemegang kekuasaan mengendalikan diri dan mengedepankan musyawarah tanpa tekanan dan ancaman apapun.


"Harus ada solusi yang tepat melalui musyawarah tanpa menggunakan tekanan dan ancaman," pungkasnya.


Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru