• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Nasional

HARLAH DAN MUSKERWIL NU JATENG

Rais NU Jateng Pamerkan Capaian SISNU di Pembukaan Muskerwil NU Jateng

Rais NU Jateng Pamerkan Capaian SISNU di Pembukaan Muskerwil NU Jateng
Rais PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shadaqah saat menyampaikan sambutan pembukaan Rakerwil di auditorium MAJT Semarang (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)
Rais PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shadaqah saat menyampaikan sambutan pembukaan Rakerwil di auditorium MAJT Semarang (Foto: NU Online Jateng/M Ngisom Al-Barony)

Semarang, NU Online Jateng
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqah mengingatkan para pengurus maupun kader Nahdlatul Ulama (NU) dengan hadits tentang tanggung jawab kepemimpinan dimulai dari diri sendiri. Selanjutnya dia juga mengutip Al-Qur'an tentang perintah untuk berpegang teguh kepada ajaran Allah. 


"Sebagai pemegang amanah di organisasi NU, kita punya tanggung jawab yang tidak kecil dan setiap amanat akan dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, mari kita jaga dengan benar amanah menjadi pengurus di NU," tegasnya.


Kiai Ubaid mengingatkan tanggung jawab itu saat memberikan sambutan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Nahdlatul Ulama (NU) dan peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-99 NU di Aula Utama Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Jalan Gajah Raya Kota Semarang, Kamis (10/2) siang.


Pengasuh Pesantren Al-Itqon Bugen Tologosari Wetan, Kota Semarang ini lantas membeberkan data yang terhimpun dalam Sistem Informasi Strategis Nahdlatul Ulama (SISNU), "Semua data by name, by addres," terangnya.


"Data tersebut sudah teridentifikasi berdasarkan profesi. Dia sebut prosentase warga NU yang bermata pencaharian sebagai buruh tani, guru dan dosen, Tentara Nasional Indonesia (TNI) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan sebagainya. Dari data tersebut, prosesntase warga NU berpenghasilan rendah (kisaran Rp500 ribu) merupakan yang tertinggi," terangnya.


Untuk itu, NU Jateng melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Antara lain dengan Ikatan Alumni (IA) Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan teknologi tepat guna di perbagai bidang di lingkungan NU Jawa Tengah.


"Alhamdulillah, dalam momen Muskerwil kali ini NU Jateng bisa menjalin kerja sama dengan IA ITB ditandai dengan penandatangan kerja sama (MoU)," ucapnya.




Penandatanganan kerja sama NU Jateng dengan IA ITB untuk terapkan teknologi tepat guna (Foto: M Ngisom Al-Barony)


Ketua PWNU Jateng HM Muzamil menerangkan hasil kerja pengurus NU Jawa Tengah berdasarkan data tersebut. Dia sebut visi NU Jawa Tengah kembali kepada kemandirian jamaah maupun jamiyah NU.


Dalam merawat warga NU (Nahdliyin), dia menyoroti Lembaga Takmir Masjid yang aktif dan kreatif agar masjid tidak dikelola oleh orang yang memiliki paham Islam yang tidak moderat, "Kalau dulu ada guyonan sandal hilang di masjid, tapi sekarang masjidnya yang hilang," ujarnya.


Selanjutnya dia paparkan bidang pendidikan. Disampaikan, sekolah dan perguruan tinggi NU terus melakukan penguatan akidah Ahlussunnah wa-Jamaah agar menghasilkan cendikiawan yang memiliki etika dan religius. Juga keberhasilan NU dalam menggerakkan masyarakat untuk kembali ke pertanian organik.


"Kita mulai kembali kepada kearifan lokal, tidak menggunakan pupuk kimia sehingga pertanian organik ini akan menyehatkan kita," ungkapnya.


Tingginya angka warga berpenghasilan rendah disikapi dengan pelatihan kewirausahaan agar mampu menciptakan peluang ekonomi keluarga. "Kemandirian harus mulai dirintis, sehingga NU bisa independen," tandasnya.


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Nasional Terbaru