Rembang, NU Online Jateng
Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Rembang, melakukan penggalangan dana untuk membantu korban bencana gempa di Mamuju dan Majene Sulawesi Barat.
Penggalangan dana itu dilaksanakan pada sejumlah titik pusat di wilayah Rembang yakni di alun-alun Lasem, perempatan Pandangan, dan Pamotan Kabupaten Rembang pada Rabu (20/1)
Koordinator Lapangan, Ali Yusni menerangkan bahwa kegiatan penggalangan dana bantuan untuk korban gempa bumi di Mamuju dan Majene Sulawesi Barat sebagai bentuk kepedulian PMII terhadap saudara kemanusiaan. Pihaknya juga akan memaksimalkan kegiatan kemanusiaan ini serta memantau perkembangan terbaru dampak dari gempa bumi di Sulawesi Barat.
“Kegiatan penggalangan dana bantuan ini murni dari kepedulian kita terhadap korban gempa bumi di Sulawesi Barat yang terjadi beberapa hari kemarin," ucapnya.
Ketua Cabang PMII Rembang M Minanurrahman menjelaskan, terkait kegiatan penggalangan dana bantuan tersebut merupakan bentuk penerapan nilai-nilai dasar kemanusiaan.
“Kegiatan ini juga merupakan bentuk penerapan nilai-nilai dasar kemanusiaan dan berbangsa. Kami juga akan memantau perkembangan bencana tersebut, jika masih terdapat kekurangan maka kami siap untuk turun jalan melakukan aksi kemanusiaan.” ujarnya.
Ditambahkan, sejumlah uang yang sudah terkumpul dalam kegiatan penggalangan dana bantuan akan segera diserahkan kepada Tagana PB PMII. “Pengurus sudah berkoordinasi dengan tim Tagana PB PMII guna sebagai media penyalur dana bantuan untuk korban bencana gempa bumi di Sulawesi Barat,” tambahnya.
Pihaknya juga berpesan kepada seluruh kader PMII Rembang, untuk selalu waspada dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Karena, musibah bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Selain itu, dia juga berharap penggalangan dana ini bisa meringankan beban para korban.
“Musibah bisa terjadi kepada siapa, kapan dan di mana saja. Oleh karenanya kita diharuskan untuk selalu berserah diri serta mendekatkan diri kepada Allah, semoga terhindar dari mata bahaya,” pungkasnya.
Kontributor: Misbachul Munir
Editor: M Ngisom Al-Barony
