• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Regional

HARI SANTRI

Peringati Hari Santri 2023, NU Pekalongan Adakan Ziarah Ke Makam Kiai Amir

Peringati Hari Santri 2023, NU Pekalongan Adakan Ziarah Ke Makam Kiai Amir
Foto: Ilustrasi (Dok)
Foto: Ilustrasi (Dok)

Pekalongan, NU Online Jateng
Memperingati Hari Santri tahun 2023, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan mengagendakan ziarah ke makam salah satu pendiri NU Pekalongan yakni KH Amir Idris di pemakaman umum Banyurip, Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan pada bakda Asar awal Sabtu (14/10/2023).


Ketua PCNU Kota Pekalongan H Muhtarom mengatakan, ziarah ke makam almaghfurlah Kiai Amir Idris sebagai langkah napak tilas perjuangan Kiai Amir di awal NU Pekalongan didirikan.


"Kiai Amir Idris yang juga menantu Kiai Sholeh Darat Semarang telah banyak meninggalkan catatan sejarah terutama di awal-awal NU Pekalongan berdiri. Ziarah ke makamnya untuk napak tilas sejarah agar generasi muda penerus NU bisa meneladani sekaligus tidak 'kepaten obor'," ujarnya.


Disampaikan, selain kegiatan ziarah, PCNU telah menyiapkan agenda lain di peringatan Hari Santri 2023 yang dikemas dalam 'Festival Hari Santri' dengan agenda kegiatan antara lain lomba-lomba di kampus 1 Universitas Islam negeri (UIN) KH Abdurrahman Wahid, Halaqah, dan apel Hari Santri di Gedung Aswaja.


"Puncaknya yakni istighotsah dan doa bersama Hadrah Az-Zahir pimpinan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf di Lapangan Peturen, Pekalongan Barat," terangnya.


Ketua panitia Kiai Abidin yang juga Pengasuh Pesantren Syafi'i Akrom itu menjelaskan, peringatan hari santri tahun 2023 sengaja didesain atraktif dan melibatkan semua pihak. Mulai dari kalangan santri dan pesantren, masyarakat, dan umaro.


"Kami mengajak para santri untuk turut serta berpartisipasi mensukseskan acara peringatan Hari Santri dengan mengikuti sejumlah rangkai kegiatan yang telah dipersiapkan," terangnya.


Terkait dengan acara ziarah lanjutnya, acara akan dimulai bakda Asar dengan rangkaian acara pembacaan Yasin dan tahlil diikuti oleh segenap pengurus NU, lembaga, dan Badan Otonom NU se-Kota Pekalongan.


Kiai Amir bin Kiai Idris yang berasal dari daerah Lumpur, Limbangan, Losari, Brebes, merupakan santri sekaligus menantu dari Kiai Soleh Darat Semarang. Ia kemudian boyong dan menetap di daerah Simbang Kulon. Di sana ia juga mendirikan sebuah pesantren. Para santri yang pernah mengaji kepada Kiai Amir antara lain Kiai Mahrus Ali Lirboyo, Kiai Ali Maksum Krapyak, Kiai Yasin Mbareng, Kiai Muhammadun Pati, dan lain-lain.

 
Pada saat NU berdiri di tahun 1926, tercatat Kiai Amir ikut termasuk di jajaran kepengurusan periode pertama, sebagai a’wan syuriyah. Dalam jejaring ulama Nusantara di masa itu, Kiai Amir selain pernah menjadi santri Kiai Sholeh Darat, juga pernah mengaji kepada Syekh Machfud Termas kala ia menimba ilmu di Makkah.

 
Muhammad Amir adalah nama kecil dari KH Amir Idris yang merupakan putra dari pasangan KH Idris dan Nyai Soimah. Lahir di Desa Mundu, Cirebon pada tahun 1294 H/1875 M. Semenjak kecil Amir mengaji kepada sang ibunda, yaitu Nyai Soimah. 
 
Setelah cukup lama di Makkah, beliau disuruh pulang ke tanah air untuk dinikahkan dengan Nyai Sukainah puteri Kyai Usman Gedongan Indrapura Cirebon. Dari pernikahannya dengan Nyai Sukainah tidak dikaruniai keturunan dan berakhir dengan perceraian secara baik-baik.


Kiai Amir menikah untuk kedua kali dengan puteri Kiai Sholeh Darat Semarang yang bernama RA Zahro (janda dari Kiai Raden Dahlan Termas). Pernikahan ini dilaksanakan di Makkah atas perintah Kiai Sholeh Darat dan Syekh Mahfudh Termas. Dari pernikahan dengan Nyai RA Zahro, beliau dikaruniai seorang puteri bernama Siti Aisyah.

 
Kiai Amir wafat pada hari Selasa tanggal 8 Rabiul Akhir 1357 H atau bertepatan dengan 7 Juni 1938 M. Jenazah Kiai Amir dimakamkan di Kompleks Pemakaman di Banyurip.


Penulis: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru