• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 6 Mei 2024

Regional

Ketua PWNU Jateng Minta Nahdliyin Tidak Bingung terhadap Perbedaan Pendapat Ulama

Ketua PWNU Jateng Minta Nahdliyin Tidak Bingung terhadap Perbedaan Pendapat Ulama
Ketua PWNU Jawa Tengah KH Muhamad Muzamil (Foto: Dok)
Ketua PWNU Jawa Tengah KH Muhamad Muzamil (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng HM Muzamil meminta Nahdliyin tidak galau mendengar dan membaca adanya perbedaan pendapat ulama menjelang Muktamar ke-34 NU mendatang. 

 

"Sebab Perbedaan pendapat di kalangan ulama itu wajar karena para ulama berpegang pada ilmu dan akhlak mulia yang bersumber dari suri tauladan yang baik atau uswah al-hasanah dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya," ujarnya.

 

Diceritakan, ketika dirinya ikut sowan kepada Mbah Maemun Zubair di Sarang. Waktu itu Mbah Maemun mengatakan bahwa Mbah Abdul Wahab Hasbullah sangat hormat kepada Mbah Hasyim. Mbah Hasyim juga hormat kepada Mbah Wahab. Mbah Wahab lah yang diutus Mbah Hasyim untuk menghadap raja Ibnu Saud melalui komite hijaz. 

 

"Waktu Mbah Hasyim wafat, Mbah Wahab disepakati para alim waktu itu untuk meneruskan kepemimpinan NU sebagai Rais Akbar. Mbah Wahab tidak berani menduduki jabatan Mbah Hasyim, kemudian istilah Rais Akbar di rubah menjadi Rais Aam," terangnya. 

 

"Kemudian Mbah Wahab baru berkenan meneruskan kepemimpinan Mbah Hasyim. Ini bukti hubungan beliau dalam jalinan rabithah ruhaniyah yang kuat," sambungnya.

 

Muzamil menambahkan, Islam Jawa atau sekarang Islam Nusantara tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunah dengan manhaj ijma dan qiyas. "Justru tidak akan bisa menjaga kemurnian Islam tanpa menggunakan ijma dan qiyas. Jika ijma dan qiyas ditinggalkan kemudian dengan apa umat akan bisa memahami Al-Qur’an dan Hadits? Bagaimana pula umat bisa mengikuti uswah hasanah dari Nabi SAW dan para sahabatnya yang mulia?", ujarnya.

 

Menurutnya, mengikuti imam madzhab yang nafis beserta para santri atau murid-muridnya adalah pilihan yang realistis dan historis dalam rangka mengikuti uswah hasanah dari Nabi dan para sahabatnya.

 

"Karena itu, sebagai jamiyah diniyah, NU konsisten dan Istiqamah mengikuti imam madzhab yang indah melalui para santri dan pengikutnya yang pada eranya menjadi ulama yang shalih dan menjadi panutan umat hingga sekarang dan Insyaallah sampai hari kemudian," tambahnya.

 

Ia meyakini, nahdliyin tetap pada pendiriannya bahwa mengikuti NU adalah pilihan terbaik dalam menjaga akidah, syari'ah, dan akhlak yang otentik dari Baginda Nabi dan para sahabatnya.

 

Pengirim: Al-Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru